Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 31 Mei 2021 | 17:41 WIB
Sungai Kapuas di Kalimantan Barat. (Antara/M Khusyairi)

Bahkan, beberapa orang pecaya bahwa puake sering muncul pada saat orang-orang yang tinggal di sekitar Sungai Kapuas mengadakan acara pernikahan dan meriam karbit saat takbiran.

Konon, kemunculannya ini dikaitkan dengan peringatan kepada masyarakat untuk mengadakan ritual 'buang-buang', yakni ritual yang melepaskan beberapa benda ke sungai, seperti minyak, telur ayam kampung, benang, paku dan beras kuning.

Namun, sebagian masyarakat Pontianak juga meyakini bahwa puake bukan berwujud buaya, tetapi ular besar dengan kepala di muara sungai dan ekor di hulu sungai.

Sumber lain mengatakan bahwa sebagian masyarakat juga ada yang memercayai puake berbentuk kura-kura yang disebut sebagai puake biukur.

Baca Juga: Asal Usul Warga Pontianak dan Sejarah Tionghoa di Kota Khatulistiwa

Ada sebuah cerita tentang puake yang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Konon, pada tahun 1994, ada segerombolan anak yang bermain air di kawasaran Sungai Kapuas.

Mereka bermain dengan menghanyutkan diri dari hulu ke hilir menggunakan ban.

Namun, pada satu waktu, tiba-tiba datang gelombang yang besar sampai membuat mereka terpelanting ke tepi sungai.

Sang tetua desa pun mengatakan bahwa gelombang tersebut berasal dari puake yang marah karena anak-anak tersebut berlaku kurang sopan. Ia pun memperingatkan anak-anak untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi dan berlaku sopan.

Hingga saat ini, sosok puake yang sebenarnya masih belum ada yang mengetahui. Sebab, setiap masyarakat memiliki gambaran dan kepercayaan sendiri-sendiri mengenai makhluk tersebut.

Baca Juga: Misteri Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai di Bandung, Penjaga Ungkap Fakta Mengejutkan

Itulah misteri Puake, penunggu Sungai Kapuas.

Kontributor : Sekar Jati

Load More