Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 04 Agustus 2021 | 15:23 WIB
Ilustrasi titik panas di Kalbar. [Antara]

SuaraKalbar.id - Warga Kalimantan Barat diminta waspada potensi kebakaram hutan dan lahan (karhutla). Ini menyusul temuan titik panas atau hotspot yang terus meningkat.

Menurut pantauan satelit Lapan, titik panas di Kalimantan Barat terus mengalami peningkatan sejak 18 Juli 2021 hingga 4 Agustus 2021.

Hingga kekinian, total ada 320 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah di Kalbar.

"Sampai saat ini, jumlah titik panas di Kalbar terus bertambah. Untuk itu, kita mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadinya karhutla mengingat sampai satu pekan ke depan potensi panas di Kalbar masih akan terjadi," ujar Kasi Koordinator, Data, dan Informasi BMKG Supadio Pontianak, Sutikno, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: 20 Titik Panas Terpantau di Sumatera Utara

Titik panas di Kalbar terbanyak ditemukan di Sanggau, jumlahnya 142 titik. Selanjutnya, di Sambas 20 titik panas, Ketapang 19 , Sintang 18 titik, Landak 21 titik dan Kapuas Hulu satu titik.

Kemudian di Mempawah tujuh titik, Kubu Raya enam titik, sedangkan lima daerah lainnya tidak ada titik api.

Sejumlah petugas BBKSDA Riau mencoba memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (2/3/2021). [Antara Foto/BBKSDA Riau)

Sutikno menambahkan untuk warga di Sanggau, Sambas, Landak, Ketapang, dan Sintang diminta waspada karhutla karena masih kuatnya potensi terjadi kebakaran itu hingga 7 Agustus mendatang.

"Namun demikian diperkirakan mulai hari ini tanggal 4 Agustus 2021 sebagian wilayah Kalbar sudah berpotensi terjadi hujan pada siang dan sore hari," katanya.

Kendati terdapat 320 titik api di Kalbar, Sutikno mengatakan belum terjadi potensi kabut asap. Sebaran titik api berada jauh dari pemukiman masyarakat.

Baca Juga: Sempat Disebut Meninggal, Penyelundup Ribuan HP di Kalbar Ditangkap

"Untuk Bandara Supadio, karena di Kubu Raya hanya ada enam titik api, masih belum mengganggu aktivitas penerbangan. Namun, kita harapkan tidak ada penambahan lagi, sehingga ini harus diwaspadai bersama," pesannya. (Antara).

Load More