Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 08 November 2021 | 12:20 WIB
Bayi dievakuasi dari rumahnya yang kebanjiran dibawa ke tempat pengungsian. Evakuasi dilakukan lantaran listrik di rumah bayi tersebut padam, selain itu ketersediaan air bersih dan juga bahan makanan menipis setelah banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang selama dua minggu tak kunjung surut, [Istimewa]

SuaraKalbar.id - Satu bayi yang menjadi korban banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) berhasil dievakuasi Tim SAR gabungan dari rumahnya yang terrendam banjir.

Bayi berusia satu tahun bernama Fathan, terpaksa diungsikan bersama keluarganya karena tidak memungkinkan untuk tetap bertahan dalam kondisi banjir yang hingga kini masih belum surut.

"Anak saya kepanasan, jadi cerewet. Karena di sana listriknya sudah mati total. Makanya sekarang mau mengungsi ke TKIT (bangunan sekolah). Air masih tinggi di sana," kata ibunda Fathan, Dwi pada Senin (8/11/2021).

Selain air banjir yang belum surut, Warga Jalan Bintara, Kelurahan Kapuas Kiri Ilir (KKI), Kecamatan Sintang itu mengaku di lokasi tempat tinggalnya kini sudah kehabisan pasokan air dan makanan.

Baca Juga: Bantu Korban Banjir, PTPN XIII Kebun Sintang Salurkan Paket Sembako

"Air di sana sudah setinggi paha (orang dewasa) sejak lima hari yang lalu. Air masih bertahan. Karena persediaan air bersih dan makanan sudah tidak ada, makanya kami mengungsi. Alhamdulillah kalau keperluan bayi masih ada," ujarnya.

Dwi sendiri berharap dan berdoa agar musibah ini segera berakhir. 

"Semoga cepat surut, semoga yang mendapat musibah dan diberi cobaan ini diberi kesabaran," ucapnya.

Untuk diketahui, Fathan bukan satu-satunya bayi yang dievakuasi dari lokasi banjir ke posko pengungsian. Masih banyak bayi-bayi lainnya yang dibawa ke sejumlah posko pengungsian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir di Kabupaten Sintang terjadi sejak Kamis 21 Oktober 2021 atau lebih dari dua pekan. 

Baca Juga: Sintang Dilanda Banjir, Pemkab Tak Wajibkan ASN Masuk Kantor

"Banjir ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan persnya.

Abdul mengatakan, sedikitnya ada 12 kecamatan yang terdampak banjir sejak Kamis pagi. Dua belas kecamatan itu yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang, per Sabtu 6 November 2021, sebanyak 24.522 KK atau 87.496 jiwa terdampak.

Akibat banjir ini, dua warga dilaporkan meninggal dunia akibat Banjir Sintang. Masing-masing di Kecamatan Tempunak dan Binjai.

Sedangkan data warga yang mengungsi masih terus dimutakhirkan. Kerugian material yang tercatat sejauh ini antara lain 21 ribu unit rumah dan lima unit jembatan terdampak, serta sarana tempat ibadah yang juga terrendam banjir.

Berdasarkan pantauan terakhir, banjir masih menggenang hingga hingga Sabtu malam, pukul 21.13 WIB. Tinggi muka air terus mengalami kenaikan sampai 1-3 meter.

Kontributor : Ocsya Ade CP

Load More