SuaraKalbar.id - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmijdi mendesak seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mempercepat penyerapan anggaran pada tahun 2022. Dengan begitu, kegiatan ekonomi terus stabil dan berkembang di setiap tahunnya.
"Saya harap semuanya harus membuat perencanaan percepatan penyerapan anggaran untuk tahun depan," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji, Jumat (3/12/2021).
Ia mengatakan, tahun ini pertumbuhan ekonomi membaik dibandingkan tahun kemarin.
"Tahun ini pertumbuhan ekonomi kita baik, karena adanya peningkatan ekspor di Pelabuhan Kijing. Saya berharap pertumbuhan ekonomi kita semakin baik dan semakin tinggi tapi juga harus berpengaruh pada tingkat kesejahteraan di Kalbar," tuturnya.
Dengan jumlah anggaran yang sudah ditetapkan ia meminta kepada kepala daerah maupun staf provinsi dapat alokasikan dana menjadi bermanfaat.
"Semoga dengan jumlah anggaran yang beredar, bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kalbar," katanya.
Lebih jauh ia mengingatkan imbauan Presiden Joko Widodo terkait antisipasi sebaran Covid-19 pada libur Natal dan tahun baru.
"Dalam hal Covid-19, Presiden sudah mewanti-wanti pemda untuk mewaspadai masuknya varian baru dari Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru ini. Karena jika kepala daerah salah mengambil langkah dapat menyebabkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi terkuras habis," kata Sutarmijdi.
Saat ini, lanjutnya, anggaran swab Covid-19 dialirkan dari pemerintah pusat. Ia mengingatkan kepada kepala daerah harus bersiap jika pandemi terus berlanjut suatu saat aliran anggaran akan berhenti dan harus memakai APBD pemerintah daerah.
Baca Juga: Muncul DBD Setelah Banjir Sintang, Ini yang Dilakukan Gubernur Kalbar
"Saat ini anggaran swab, selama ini, dari pusat. Jika suatu saat ditangguhkan, kita harus menyiapkan anggarannya. Bayangkan 1 hari kita harus memeriksa 1.500 sampel swab jika di kalikan Rp 200.000 selama satu bulan uang yang dikeluarkan sangat banyak, makanya harus bersiap kemungkinan terburuk," katanya.
Menurutnya, saat sudah tak terkendali, hal fatal yang terjadi adalah tidak adanya aktivitas di daerah. Hal ini akan menyebabkan turunnya nilai daerah.
"Ketika suatu saat menjadi hal yang fatal, tidak akan ada yang singgah ke daerah itu, maka tidak ada orang yang beraktivitas di daerah, sehingga daerah itu hanya akan belanja apa adanya, tidak ada nilai tambah. Hal ini menjadikan kepala daerah harus pandai mengendalikan di saat susah seperti ini," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
GAPKI Kalbar Bantah Industri Kelapa Sawit Sebabkan Banjir Kalbar
-
Usai Dibuat Murka Perusahaan Sawit, Sutarmidji: Saya Tak Mau Lagi Berhubungan Sama Mereka
-
Murka! Gubernur Sutarmidji Usir 20 Perwakilan Perkebunan Sawit Saat Bahas Banjir di Kalbar
-
Kunjungi Daerah Banjir di Sintang, Begini Kata Gubernur Kalbar
-
Tanaman Kratom Dinilai Bakal Jadi Ekspor Unggulan, Gubernur Kalbar Segera Surati Presiden
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Perkuat Sektor Produktif UMKM dengan Penyaluran KUR
-
4 Pejabat KPU Karimun Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah
-
Kepala Patung Soekarno di Indramayu Miring gegara Tertimpa Tenda
-
Pawai Cap Go Meh 2026 di Pontianak Digelar Setelah Salat Tarawih
-
BRI Perkokoh Kemitraan Strategis dengan SSMS untuk Tingkatkan Skala dan Keberlanjutan Industri Sawit