Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 08 Desember 2021 | 16:34 WIB
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Pontianak, Bintoro saat meninjau harga pangan di Pasar Flamboyan bersama TPID Kota Pontianak. [Ist/Insidepontianak]

SuaraKalbar.id - Tingginya harga cabai di Kota Pontianak menjadi perhatian khusus pemerintah kota (pemkot) setempat. Hingga kini kenaikan harga cabai di ibu kota Kalimantan Barat (Kalbat) tersebut masih belum menunjukan penurunan harga.

Untuk diketahui, saat ini harga cabai lokal di Kota Pontianak menyentuh Rp 120 ribu per kilogram. Seperti harga cabai hijau yang berada di kisaran Rp 40 ribu per kilogram, warna campuran merah dan hijau sekitar Rp 65 ribu per kilogram, hingga cabe merah dijual dengan harga tertinggi Rp 120 ribu per kilogram.

Merespons mahalnya harga cabai, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Pontianak, Bintoro mengatakan, saat ini pihaknya hanya mengandalkan pasokan dari wilayah lain terutama Pulau Jawa. Sedangkan, menurutnya, penyebab meroketnya harga cabai karena faktor cuaca yang menyebabkan banjir.

“Mudah-mudahan cabe dari Lumajang sebagai daerah penghasil cabe bisa segera masuk ke Provinsi Kalbar sehingga diharapkan harga cabe bisa segera berangsur turun,” katanya seperti dikutip Insidepontianak.com-jaringan Suara.com pada Rabu (8/12/2021).

Baca Juga: Makin Pedas Tak Terkendali, Cabai Rawit di Pontianak Tembus Rp 150 Ribu Per Kilogram

Dia juga mengemukakan, pasokan dari Pulau Jawa hingga saat ini masih belum panen raya. Lantaran itu, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan beberapa kabupaten/kota yang menjadi daerah penghasil produksi cabe seperti Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya.

“Kebutuhan cabe rawit di Kota Pontianak per harinya mencapai 4 ton, itu kebutuhan standarnya,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengemukakan, jika selama ini pihaknya telah mengajak warga untuk menggiatkan program gerakan tanam cabai. Pun program tersebut telah dilakukan di beberapa pemerintah kabupaten/kota.

Meski begitu, musibah banjir di beberapa wilayah Kalbar, seperti Sintang dan beberapa wilayah lainnya, menyebabkan tanaman cabai terendam banjir.

“Tapi memang ada beberapa daerah-daerah datarannya agak tinggi sehingga tanaman cabe masih aman,” katanya.

Baca Juga: Tanaman Kena Abu Semeru, Petani Cabai di Supiturang Lumajang Pasrah Gagal Panen

Sebelumnya diberitakan, pada Minggu (5/12/2021), harga komoditas cabai rawit di Pasar Flamboyan Kota Pontianak tembus menjadi Rp 120 ribu per kilogram

"Cabai rawit yang masih baru Rp 120 ribu per kilogram, yang sudah agak layu Rp 90 ribu per kilogram. Sementara untuk harga cabai kering mencapai Rp 50 ribu per kilogram dan cabai keriting Rp 40 ribu per kilogram," ujar salah satu penjual cabai di Pasar Flamboyan Biebi seperti dikutip Antara pada Minggu (5/12/2021).

Kenaikan harga cabai yang fantastis itu disebut karena dipicu banyaknya permintaan, namun pasokan dari petani minim.

"Harga cabai normal mulai Rp 35 ribu per kilogram, namun kini tembus Rp 120 ribu per kilogram," katanya.

Kondisi tersebut membuat masyarakat mengeluh karena cabai digemari masyarakat di Kalbar.

"Biasanya saya sering menggunakan cabai untuk dijadikan sambal sebagai penambah rasa, tetapi karena kenaikan ini saya agak menguranginya, karena harganya yang mahal," ujar seorang warga di Pontianak Marlina.

Load More