SuaraKalbar.id - Tepat pada hari ini seluruh umat Islam merayakan hari raya idul fitri 1445 Hijriah yang jatuh pada Rabu (10/04/2024).
Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) diketahui selalu memiliki tradisi unik dalam menyambut hari raya ini, yaitu dengan menyalakan meriam karbit di tepian Sungai Kapuas yang melintasi Kota Khatulistiwa ini.
Pejabat Gubernur (PJ) Kalbar, Harisson menyebutkan pada tahun ini Kota Pontianak setidaknya meyediakan puluhan meriam karbit yang akan ditembakan dalam menyemarakan perayaan ini.
"Meriam karbit pada malam ini sudah kita buka, ada 41 meriam yang hari ini akan melakukan eksebisi Kota Pontianak," ujar Harisson saat ditemui SuaraKalbar.id di salah satu lokasi atraksi meriam karbit pada Selasa malam.
Harisson sendiri diketahui hadir di salah satu lokasi meriam karbit untuk membuka atraksi meriam karbit yang diharapkan dapat menjadi penambah daya tarik wisatawan.
"Ini kan merupakan tradisi Kota Pontianak perlu kita lestarikan. Kita harapkan banyak nanti wisatawan yang datang, menimbulkan multiplayers effect bagi masyarakat yang ada disekitarnya," pungkasnya.
Umumnya, meriam karbit yang terbuat dari kayu laban akan dihiasi sedemikian rupa dengan warga yang menarik atau corak-corak khas Pontianak. Namun ada yang unik di salah satu lokasi meriam karbit.
Lewat unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram @dailypontianak, terlihat salah satu lokasi atraksi meriam karbit tampak mengusung tema yang cukup menyeramkan.
Dalam unggahan tersebut, terlihat meriam karbit yang sudah terpasang di tepian Sungai Kapuas tak hanya dihias dengan corak-corak, namun dipasang pula sejumlah pajangan horor yang menyerupai hantu-hantu Indonesia, seperti pocong dan kuntilanak.
Baca Juga: Pesona Kue Lapis Legit Pontianak, Dinikmati hingga ke Tanah Papua
"Alamak.. gimana konsepnya nih," tulis akun tersebut.
Tak tanggung-tanggung, dekorasi hantu tersebut terlihat berjumlah cukup banyak dengan penampilan yang mampu membuat bergidik para pengunjung.
Unggahan tersebut lantas menarik cukup banyak perhatian publik, tak sedikit netizen yang mengaitkan tema yang diangkat di lokasi tersebut berkaitan dengan sejarah meriam karbit yang dipercayai dulunya digunakan oleh Sultan Sayyid untuk mengusir kuntilanak yang bermukim di Kota ini.
"Menurut legenda kan meriam buat nguser kuntilanak min , gtu lah kali konsepnya," tulis netizen.
"Meriam dulu kisahnya untuk mengusir hantu Pontianak," tulis netizen.
"Berarti mimin belum tau cerita tentang Pontianak wkwk," tulis yang lainnya.
Berita Terkait
-
Pesona Kue Lapis Legit Pontianak, Dinikmati hingga ke Tanah Papua
-
Jelang Lebaran, Penjual Kulit Ketupat Raih Keuntungan hingga Rp 500 Ribu Dalam Sehari
-
Jadwal Imsakiyah Pontianak dan Sekitarnya Hari Minggu 7 April 2024
-
Jadwal Buka Puasa Pontianak Hari Ini Sabtu 6 April 2024
-
Jadwal Buka Puasa Mempawah Hari Ini Sabtu 6 April 2024
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
Terkini
-
Adik Jusuf Kalla Tersangka, Berapa Kerugian Negara di Proyek PLTU Kalbar?
-
Surabaya Heboh! Consumer BRI Expo Tawarkan KPR Super Ringan
-
Dukung Akses Keuangan Merata, BRI Andalkan 1 Juta AgenBRILink dengan Transaksi Rp1.145 Triliun
-
Hadir di Medan, Regional Treasury Team BRI Tawarkan Solusi Keuangan Lengkap bagi Dunia Usaha
-
Hari Sungai Sedunia, BRI Satukan Generasi Muda Jaga Sungai Jaga Kehidupan