Scroll untuk membaca artikel
Bella
Senin, 04 November 2024 | 19:58 WIB
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dialogis di Kabupaten Sintang (Foto: Tim Media Midji-Didi)

SuaraKalbar.id - Meski kalah suara sekitar 19 ribu di Kabupaten Sintang pada Pilgub Kalbar 2018, Sutarmidji tetap menunjukkan komitmen untuk membangun wilayah tersebut selama masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Kalimantan Barat. Dengan alokasi dana APBD hingga ratusan miliar rupiah untuk infrastruktur dan program sosial, Sintang menjadi salah satu prioritas pembangunan provinsi di era Sutarmidji.

Radimin Robi, Ketua Relawan Pendekar Kapuas Raya, menyoroti upaya Sutarmidji yang dianggapnya menepis anggapan bahwa ia hanya memfokuskan pembangunan di Pontianak.

"Walaupun dia kalah (di Sintang 2018 lalu), tapi ketika jadi gubernur, kita semua ini masyarakatnya, masyarakat Kalbar. Dia Gubernur Kalbar, gubernur untuk kita semua. Beliau ini sudah membuktikan dan bukan berjanji lagi, sudah kita rasakan banyak program beliau," ujarnya.

Pembangunan tersebut meliputi ruas jalan seperti Simpang Medang hingga Serawai, yang menurut Robi menjadi bukti bahwa Sutarmidji adalah pemimpin seluruh rakyat Kalimantan Barat.

Baca Juga: IPM Kalbar Meroket! Bukti Nyata Komitmen Sutarmidji di Bidang Pendidikan

"Banyak orang bilang Pak Midji (sapaan karib Sutarmidji) bukan gubernur kita, tapi ‘gubernur Pontianak’, banyak orang bilang seperti itu, (tapi lihat) pada 2018 sampai 2023—(walaupun) 2018 beliau bertarung dengan Karolin dan Gidot beliau kalah 19 ribu suara di Kabupaten Sintang, kalah bukan menang, tapi beliau membangun Sintang 137 kilometer jalan provinsi, yang dibangun beliau itu menelan anggaran 235 miliar rupiah (untuk) jalan," tambahnya.

Robi juga menyatakan bahwa anggapan Sutarmidji sebagai Gubernur Pontianak adalah isu politik yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu di masa kampanye.

Menurutnya, ketertinggalan Sintang dari Pontianak bukan hanya tanggung jawab Sutarmidji semata, tetapi juga karena Pontianak sebagai ibu kota provinsi memang sudah berkembang lebih pesat.

Selain isu pembangunan, Robi juga mengingatkan masyarakat Sintang untuk waspada terhadap praktik politik uang dan serangan fajar. Ia menilai bahwa menerima uang dalam memilih pemimpin adalah bentuk pelecehan terhadap harga diri masyarakat.

“Saat ini ada tim sukses (dari kubu lawan) yang ‘jual kecap’. Bapak-ibu bisa lihat sendiri, lihat program yang dijual, terukur atau tidak? Saya minta kita semua saat ini—banyak orang yang akan membujuk kita semua dengan memberi uang, ini hati-hati, jangan mau lagi kita dibodoh-bodohi! Hanya karena duit Rp 200 ribu - Rp 300 ribu, lalu kita menggadaikan harga diri kita, jangan sampai mau,” tegasnya.

Baca Juga: Janji Bedah 10 Ribu Rumah di Periode Kedua, Sutarmidji: Kalau Tidak Percaya, Lihat Saja

Robi juga mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh narasi etnisitas atau agama dalam memilih pemimpin. Menurutnya, yang terpenting adalah kontribusi nyata dari calon pemimpin tersebut terhadap masyarakat luas.
"Kita memilih pemimpin untuk semua elemen masyarakat Kalbar, bukan berdasarkan suku atau agama," jelasnya.

Menjelang Pilgub, Robi berharap masyarakat tetap bijak dan tidak terpengaruh oleh upaya adu domba. Ia menekankan pentingnya menjaga kedamaian di Kalbar yang telah terjaga selama kepemimpinan Sutarmidji.

“Mari jaga persatuan kita, jangan biarkan Kalbar dipecah belah oleh isu-isu yang tidak mendasar,” pungkasnya.

Dengan pembangunan berkelanjutan di Sintang, Sutarmidji diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut serta memperkuat kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya.

Load More