SuaraKalbar.id - Sebanyak 39 ekor replika naga bersinar dengan hiasan lampu warna-warni memukau ribuan penonton di sepanjang Jalan Gajah Mada dan sekitarnya dalam perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Karnaval Naga Bersinar ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam perayaan budaya masyarakat Tionghoa yang berlangsung meriah pada Rabu malam.
Para pemain dari berbagai yayasan dan perkumpulan menampilkan naga-naga dengan gerakan yang apik, menciptakan suasana yang spektakuler. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, yang hadir di panggung utama depan Swalayan Ligo Mitra, menegaskan bahwa perayaan ini tidak hanya melestarikan tradisi budaya tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.
“Karnaval ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga berdampak luar biasa bagi perekonomian. Laporan yang saya terima menunjukkan tingkat hunian hotel meningkat, jumlah penumpang pesawat melonjak, dan banyak tamu datang ke Pontianak,” ujar Edi.
Baca Juga: Ritual Bakar Naga Tutup Rangkaian Perayaan Cap Go Meh di Singkawang
Ia menambahkan bahwa tingginya jumlah wisatawan juga membawa berkah bagi sektor makanan dan minuman, restoran, serta pelaku UMKM.
Pedagang kecil memanfaatkan kesempatan ini dengan membuka lapak di sepanjang jalur karnaval, menawarkan berbagai kuliner dan suvenir kepada pengunjung.
Ketua Panitia Cap Go Meh 2576, Hendry Pangestu Lim, menjelaskan bahwa rangkaian acara dimulai dengan ritual ‘Buka Mata’ yang melibatkan 10 ekor naga, kemudian diikuti oleh 29 ekor lainnya dalam parade utama.
Naga-naga ini berparade dari persimpangan lampu merah Jalan Pattimura, melewati Jalan Gajah Mada, hingga berhenti di depan panggung utama untuk memberikan penghormatan kepada tamu undangan serta menerima angpao sebelum menuju titik akhir di Jalan Budi Karya.
“Puncak Festival Cap Go Meh akan ditutup pada 13 Februari dengan ritual ‘Naga Tutup Mata’ di Yayasan Bakti Suci Sungai Raya. Ritual ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan menutup rangkaian tradisi yang telah berjalan,” jelas Hendry.
Baca Juga: 4 Desa di Sambas Masih Terendam Banjir, Pemkab Perpanjang Masa Tanggap Darurat
Salah satu warga, Erwin (38), mengaku sengaja datang lebih awal agar mendapatkan posisi strategis dalam menyaksikan parade naga bersinar.
“Saya datang sejak pukul 18.15 WIB bersama keluarga karena ini momen yang ditunggu-tunggu. Anak-anak sangat antusias melihat naga bercahaya,” ujarnya.
Melalui perayaan ini, panitia berharap Pontianak semakin berkembang sebagai kota yang sejahtera, aman, dan menjadi destinasi wisata budaya yang semakin diminati. Selain menjadi ajang hiburan, festival ini juga mengajarkan nilai-nilai keberagaman dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Berita Terkait
-
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
-
Hadiri Perayaan Cap Go Meh, Wamendagri Bima Arya Puji Toleransi di Kota Singkawang
-
Fakta-fakta Nyeleneh Ratu Sedunia, Sebut Bisa Cairkan Uang Hingga Kecewa Dengan 9 Naga
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Diprediksi Naik Lebih dari 40 Persen, XL Axiata Antisipasi Lonjakan Trafik saat Perayaan Cap Go Meh
Terpopuler
- Peringatan Anies soal Bangun Kota di Tengah Hutan Jadi Kenyataan, IKN Kini Tak Terawat
- Nathan Tjoe-A-On: Membela Suriname Ada di Pikiranku, Selamanya!
- Gibran Rakabuming Pantau Razia Rambut di Sekolah, Netizen Geleng-geleng: Kerjaannya Receh..
- Kini Dipecat Organisasi Advokat, Heboh Gepokan Duit di Amplop Cokelat Milik Firdaus Oiwobo
- Sosok Donny Andretti, Sosok Mentereng Rela Terima Firdaus Oiwobo Usai Dipecat Kongres Advokat Indonesia
Pilihan
Terkini
-
Giring Ganesha Puji Toleransi dan Kemajemukan di Festival Cap Go Meh Singkawang 2025
-
Karnaval Naga Bersinar Meriahkan Cap Go Meh 2576 di Pontianak
-
Ritual Bakar Naga Tutup Rangkaian Perayaan Cap Go Meh di Singkawang
-
4 Desa di Sambas Masih Terendam Banjir, Pemkab Perpanjang Masa Tanggap Darurat
-
Wapres Gibran Saksikan Perayaan Cap Go Meh 2025 di Singkawang