Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 10 April 2025 | 14:36 WIB
Kolase Priguna Anugerah Pratama, dokter PPDS tersangka kasus pemerkosaan. [Dok. Istimewa]

SuaraKalbar.id - Rumah dua lantai milik keluarga Priguna Anugerah yang terletak di salah satu jalan di Kelurahan Benua Melayu Darat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, kini tampak kosong dan sunyi.

Ketua RT setempat, Aswan, mengonfirmasi bahwa keluarga Priguna telah lama menetap di wilayah tersebut dan dikenal sebagai keluarga yang harmonis meski jarang bersosialisasi secara intens dengan tetangga sekitar.

“Sebelum saya jadi ketua RT 15 tahun lalu, mereka sudah tinggal di sini. Keluarganya harmonis, tapi memang tertutup,” ujar Aswan saat ditemui pada Rabu (9/4).

Ia menambahkan bahwa sebelum memasuki bulan Ramadan, mobil yang biasa terparkir di depan rumah juga sudah tidak terlihat lagi.

Baca Juga: Rumah Dokter PPDS Priguna di Pontianak Tampak Kosong, Ini Kata Tetangga

Aswan mengaku sangat terkejut dan prihatin begitu mendengar kabar bahwa Priguna Anugerah, yang merupakan anak dari keluarga tersebut, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerkosaan terhadap seorang perempuan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

“Tentu saya kaget dan sangat prihatin. Selama ini keluarga mereka kelihatan baik-baik saja, bahkan sesekali kami saling mengunjungi kalau ada perayaan keagamaan,” imbuhnya.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa rumah keluarga Priguna tampak tertutup rapat tanpa aktivitas apapun.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya juga membenarkan bahwa rumah itu merupakan milik orang tua Priguna.

Ia menyebut bahwa ayah dari Priguna adalah seorang dokter yang membuka praktik di salah satu apotek di Kota Pontianak.

Baca Juga: Viral Dokter Residen asal Pontianak Perkosa Penunggu Pasien di Bandung

Dokter PPDS tersangka pemerkosaan Priguna Anugerah Pratama (PAP) saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolda Jabar, Bandung, Rabu (9/4/2025). (ANTARA/Rubby Jovan)

“Yang saya tahu, orang tuanya itu dokter dan praktik di salah satu apotik,” katanya. Warga itu menambahkan bahwa rumah tersebut sudah tidak dihuni sejak beberapa minggu lalu, bahkan sebelum Ramadan. “Kalau dilihat, sudah beberapa minggu rumahnya kosong. Saya tidak tahu pasti, tapi seingat saya sudah sebelum lebaran tidak terlihat ada orang di sana,” lanjutnya.

Priguna Anugerah sendiri merupakan dokter residen (PPDS) spesialis anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).

Namanya mencuat ke publik setelah Polda Jawa Barat mengungkap kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan dirinya sebagai tersangka.

Peristiwa itu diduga terjadi pada 18 Maret 2025 sekitar pukul 01.00 WIB di ruang 711 Gedung MCHC RSHS Bandung.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengungkapkan bahwa saat kejadian, korban sedang mendampingi ayahnya yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Korban kemudian diminta menjalani transfusi darah tanpa pendampingan keluarga.

Di saat itulah pelaku diduga menyuntikkan cairan melalui infus setelah menusukkan jarum sebanyak 15 kali ke tangan korban, hingga korban kehilangan kesadaran.

Ketika sadar sekitar pukul 04.00 WIB, korban merasakan adanya kejanggalan, terutama pada bagian tubuhnya saat buang air kecil yang terasa perih.

Curiga telah terjadi sesuatu yang tidak wajar, korban kemudian melaporkan kejadian itu ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar.

Pihak kepolisian langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan memeriksa 11 orang saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk alat kontrasepsi dan hasil visum dari korban.

Setelah rangkaian penyelidikan, Priguna Anugerah resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Ia dijerat dengan Pasal 6 huruf c Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Penyidik juga tengah mendalami lebih lanjut mengenai motif pelaku, termasuk kemungkinan adanya gangguan perilaku seksual melalui pemeriksaan psikologi forensik.

Kasus ini menyita perhatian publik, terlebih karena pelaku berasal dari kalangan tenaga medis yang semestinya menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman dan pelayanan kepada pasien serta keluarganya.

Kini, masyarakat di lingkungan tempat tinggal keluarga Priguna hanya bisa berharap proses hukum dapat berjalan adil dan transparan.

Sementara itu, rumah di Pontianak yang dahulu menjadi tempat tinggal keluarga Priguna kini hanya menyisakan keheningan, mencerminkan guncangan besar yang tengah dialami keluarga tersebut pascakejadian memilukan ini.

Load More