SuaraKalbar.id - Ledakan tabung nitrogen milik PT Bajasarana Sejahtera di Pontianak Utara, Kalimantan Barat pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua RT Ketua 01/RW16 Kelurahan Batu, Indah Safitri yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Indah mengatakan pada tahun 2014 juga pernah terjadi ledakan. Namun, ledakan waktu itu tidak sampai berdampak kepada masyarakat sekitar. Bunyi ledakan yang dihasilkan tak sekeras pada ledakan yang kedua kalinya ini.
"Ini sudah yang kedua kalinya, dulu tahun 2014 tapi tak parah cuma mengeluarkan api. Kali ini yang benar-benar hantamannya itu parah," katanya kepada SuaraKalbar.id, Selasa (6/10/2020).
Baca Juga:Tabung Nitrogen di Pontianak Meledak, Seorang Satpam Terluka
Ia mengungkapkan saat kejadian debu polusi yang hasil dari ledakan tersebut menyelimuti sejumlah rumah warga. Akibatnya padangan warga terganggu padahal lampu dalam keadaan menyala.
Dikatakannya, beberapa warga juga mengalami sakit akibat hantaman bunyi ledakan dari tabung nitrogen tersebut
"Begitu meledak yang kali ini gelap sekali, padahal lampu menyala tapi tak kelihatan. Sungai-sungai sampai sekarang kelihatan putih-putih akibat debu yang bertebaran,"sambungnya.
Lebih lanjut, Indah akan melakukan upaya koordinasi terhadap pemilik perusahaaan atas kejadian ini.
Selain meminta ganti rugi terhadap warga yang terdampak, dia akan mengajukan klaim asuransi untuk warga sekitar.
Baca Juga:Ledakan Nitrogen di Pontianak, Rumah dan Gudang Hancur
"Kalau melihat seperti ini saya mau ngajukan asuransi untuk warga sekitar, tapi kita lihat dulu apakah warga tetap setuju kalau perusahaan tetap beroperasi setelah kejadian ini," ungkapnya.
Sebelumnya, ledakan tabung nitrogen PT BJS sdi Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Kalimantan Barat mengakibatkan 40 rumah warga di sekitar lokasi rusak.
Selain itu, seorang satpam terluka akibat kejadian tersebut. Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait penyebab ledakan besar itu.
Kontributor : Eko Susanto