Banjir Pontianak, Perlu Pengerukan dan Operasikan Pintu Air

Semalam ketinggian air mencapai teras permukiman penduduk. Parit mesti diperbaiki, juga perlu pengerukan dan pengoperasian pintu air.

RR Ukirsari Manggalani
Jum'at, 20 November 2020 | 09:34 WIB
Banjir Pontianak, Perlu Pengerukan dan Operasikan Pintu Air
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Rahadi Oesman yang basah setelah hujan turun, di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (23/9). Sebagai ilustrasi Kota Pontianak [ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang]

SuaraKalbar.id - Hujan deras di Kota Pontianak sejak siang hingga malam kemarin, Kamis (19/11/2020) telah menciptakan genangan air di jalan serta permukiman warga. Kondisi ini masih diperparah dengan terjadinya air pasang penyebab banjir.

"Air makin naik dan sudah menggenangi teras tempat jualan," lapor Yul, salah satu warga di Jalan Gajah Mada Pontianak, Kamis, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara.

Yul menyatakan bahwa sejak kemarin sore curah hujan sangat tinggi. Sementara daya tampung parit tidak memadai, dan di saat bersamaan terjadi air pasang besar.

"Ditambah daya resapan semakin kurang. Itulah yang menyebabkan air meninggi. Semoga cepat surut dan tidak parah," tukasnya berharap.

Baca Juga:Banjir Pontianak, Ketinggian Air di Jalan Protokol Lewati Mata Kaki

Air genangan banjir memasuki sebuah rumah makan di Kota Pontianak, Kamis (19/11) [ANTARA/Dedi]
Air genangan banjir memasuki sebuah rumah makan di Kota Pontianak, Kamis (19/11) [ANTARA/Dedi]

Zulkarnain, warga di Jalan Tanjung Raya menyebutkan bahwa Kamis malam air telah masuk rumahnya. Sehingga barang-barang rawan basah harus diselamatkan agar tidak terendam banjir.

"Air sudah naik rumah. Semoga surut," ungkapnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar yang beralamat di Jalan Pancasila menyatakan kediamannya pada Kamis juga digenangi air.

"Air sudah masuk rumah. Ini banjir faktor alam hujan deras dan air pasang," jelasnya.

Ia menilai banjir harus menjadi perhatian sehingga bisa dikendalikan sehingga meminimalisir dampak buruknya.

Baca Juga:Pontianak dan Kubu Raya Terbanyak Kasus COVID-19, Ini Alasannya

"Saat ini faktor membuang sampah di sembarang tempat di Pontianak tidak terlalu signifikan karena dinas terkait sudah maksimal menanganinya dan masyarakat mulai sadar. Hanya, perlu normalisasi parit," katanya memberikan saran.

Selaku anggota DPRD Kota Pontianak, ia telah meminta pemerintah kota untuk mempercepat normalisasi parit di daerah rawan banjir seiring maraknya keluhan masyarakat dan menjelang musim penghujan.

"Setiap akhir tahun kami sangat merasakan adanya banjir. Ini disebabkan karena curah hujan dan air pasang tinggi, serta siklus tahunan demam berdarah. Untuk itu kami meminta daerah yang langganan banjir dilakukan normalisasi atau pengerukan parit," tandasnya.

Zulfydar Zaidar Mochtar menyebutkan penentuan daerah rawan banjir berdasarkan informasi dari reses, pertemuan dengan warga, dan Musrembang kelurahan, di antaranya di Kecamatan Pontianak Kota. Perlu dilakukan pengerukan jalur Parit Jalan Alianyang, Gang Belibis, Jalan Merdeka, Parit Sei Jawi, Gertak 1, 2 dan 3 hingga Jalan Ampera.

"Daerah langganan banjir hanya karena hujan yaitu Jalan Gusti Hamzah, sepanjang depan Masjid Nursalim atau Gang Nursalim, Asrama Hidayat dan Gang Tani. Banjir kami lihat karena gorong-gorong tidak berfungsi maksimal. Kemudian seluruh saluran air, dari Jalan Gusti Hamzah, Asrama Hidayat dan Gang Tani berputar di lingkungannya namun tidak terkoneksi dengan Parit Alianyang," katanya memberikan detail soal kawasan rawan banjir.

Kemudian di Kecamatan Pontianak Selatan, parit di Jalan Purnama perlu dilakukan pengerukan atau reklamasi dan diminta dioperasikannya pintu air yang menghubungkan Gang Syukur II, ke pintu air Ramayana Jalan Tanjungpura.

"Dinas terkait perlu meninjau kawasan-kawasan itu, sehingga daerah Kecamatan Pontianak Selatan tidak lagi banjir," tutup Zulfydar Zaidar Mochtar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini