Semakin Pedas, Harga Cabai di Pontianak Tembus Rp 75 Ribu per Kg

Harga cabai rawit di pasar Pontianak naik signifikan.

Husna Rahmayunita
Kamis, 07 Januari 2021 | 15:10 WIB
Semakin Pedas, Harga Cabai di Pontianak Tembus Rp 75 Ribu per Kg
Cabai, makanan pedas, lombok (Pixabay/Free-Photos)

SuaraKalbar.id - Pada Minggu pertama di awal Tahun Baru 2021, harga cabai di Kota Pontianak, Kalimantan Barat meroket.

Tak tanggung-tanggung menembus harga cabai naik, menembus puluhan ribu rupiah untuk satu kilogram cabai rawit.

Dari pantauan Antara, harga cabai di beberapa pasar di Kota Pontianak melambung. Untuk harga cabai rawit terutama yang dipasok dari lokal di minggu pertama 2020 ini tertinggi di Kota Pontianak yakni di Pasar Dahlia dan Puring mencapai Rp 100.000 per kilogram.

Sedangkan harga terendah untuk cabai rawit lokal di Pasar Flamboyan Rp 91.000 per kilogram. Beda halnya dengan harga cabai rawit antara pulau di pasar terbesar di Kalbar tersebut yakni Rp 75.000 per kilogram.

Baca Juga:Hilang 5 Hari, Remaja Ini Ditemukan Tak Benyawa

Untuk cabai keriting sendiri saat ini rata-rata di harga Rp60.000 per kilogram dan untuk cabai keriting Besar Rp 62.000 per kilogram.

Mengenai kenaikan harga cabai tersebut, warga resah. Apalagi kenaikannya cukup siginifikan dibandingkan dengajn sebelumnya.

Cabai Rawit / [Foto SuaraSulsel.id: Lorensia Clara Tambing]
Cabai Rawit / [Foto SuaraSulsel.id: Lorensia Clara Tambing]

"Harga cabai sekarang sudah tinggi sekali naik signifikan di atas 50 persen dari saat normal. Bahkan di tingkat eceran harga cabai di atas Rp100.000 per kilogram. Tentu kenaikan harga menjadi beban kita yang membutuhkan cabai," ujar warga Pontianak, Bandi di Pontianak, Kamis (7/1/2020).

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Kalbar mencatat inflasi di Kalbar pada Desember 2020 sendiri sebesar 0,41 persen. Komoditas cabai memiliki andil terbesar ketiga setelah angkutan udara dan telur yakni sebesar 0,058 persen.

Kepala KPw BI Kalbar, Agus Chusaini menyebutkan ke depan resiko inflasi masih datang dari kondisi pandemi COVID-19 yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk soal ekonomi dan pangan di tengah masyarakat.

Baca Juga:Dua Rumah Ambruk di Pontianak, Satu Warga Terluka

"Selain faktor COVID-19, risiko bencana di sentra produksi bahan makanan dan anomali cuaca menjadi tantangan. Tentu resiko tersebut terus kita pantau dan antisipasi sehingga inflasi terkendali dengan melibatkan para pihak terkait," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini