SuaraKalbar.id - Kisah mengharukan datang dari seorang bocah penjual es yang pantang menyerah mengumpulkan uang demi biaya operasi yang mesti dijalaninya.
Bocah itu jualan es limun untuk meringakan beban orangtuanya karena biaya operasi tak ditanggung oleh pihak asuransi.
Namanya Liza Scott, dia masih berusia 7 tahun. Dokter mendiagnosis dirinya sakit dan harus menjalani operasi otak sebulan lalu.
Liza lalu berjualan es limun di sebuah kios yang ada di toko roti ibunya sejak musim panas lalu dan berhasil mengumpulkan sejumlah uang.
Baca Juga:Biar Tidak Infeksi, Ini 4 Tanda Gigi Bungsu Harus Segera Dicabut
"Bulan lalu, dokter menentukan serangkaian kejang yang mulai diderita Liza disebabkan oleh malformasi otak yang perlu diperbaiki," kata ibu Liza Elizabeth Scott, seperti dialihbahasakan dari New York Post, Selasa (9/3/2021).
Liza kemudian menjalani operasi di Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat dan "lancar".
Melalui unggahan di Facebook, Ibu Liza bilang setelah operasi, anaknya jadi waspada dan berbicara di ruang pemulihan sesudahnya.
Liza secara sukarela membantu mengumpulkan uang untuk biaya yang tidak ditanggung oleh asuransi dari kios limun ibunya dipinggiran kota Birmingham.
Semenjak saat itu, orang-orang memasukkan lebih banyak uang saat berita tentang kondisi medis dan sikap bocah tersebut menyebar.
Baca Juga:Pagi-pagi Berenang di Laut, Dua Bocah Sukabumi Hilang Terseret Ombak
Kios Liza menghasilkan lebih dari 12.000 dolar (Rp 172 juta) dalam beberapa hari, hampir semuanya hasil donasi, dan penggalangan dana terpisah yang diselenggarakan Elizabeth Scott secara online telah mengumpulkan lebih dari 370.000 dolar (Rp 5,2 miliar).
"Liza adalah seorang superstar dan mungkin gadis kecil paling berani yang saya kenal," kata ibunya di media sosial.
Operasi tambahan akan dilakukan di kemudian hari, tetapi waktunya belum jelas.
"Otak Liza selamanya unik dan istimewa setelah menjalani operasi otak hari ini," kata ibunya.
"Kami sangat diberkati karena Liza manis kami pulih di ICU untuk saat ini dan akan tetap di sana selama satu hari atau lebih sebelum dipindahkan ke kamar biasa. Dia waspada, berbicara, responsif terhadap dokter dan meminta smoothie stroberi," sambungnya.