Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Kios di Pasar Ujung Murung Ambruk

Hingga kekinian, belum bisa dipastikan kerugian akibat musibah tersebut.

Husna Rahmayunita
Selasa, 06 April 2021 | 07:54 WIB
Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Kios di Pasar Ujung Murung Ambruk
Sejumlah bangunan di Pasar Ujung Murung ambruk disapu angin kencang, Senin (5/4/2021) malam.(dok.Kanalkalimantan.com)

SuaraKalbar.id - Sejumlah empat bangunan yang merupakan kios di lantai 1 Pasar Ujung Murung ambruk setelah diterjang hujan deras dan angin kencang.

Musibah tersebut terjadi pada Senin (5/4/2021) sekira pukul 18.54 Wita.

Selain kios, ada gudang di lantai 2 yang runtuh dan satu unit sepeda motor ikut ringsek.

Berdasarkan pantauan Kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com), pasca kejadian warga berbondong-bondong membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh hingga ke jalan.

Baca Juga:54 Warga Meninggal Dunia Akibat Longsor di Flores Timur

Kejadian ini juga diduga karena umur bangunan yang sudah tuga sehingga tak kuasa menahan terpaan angin kencang dan hujan deras.

“Ya Karena bangunan ini umurnya sudah 50 tahun lebih, lalu basah karena hari hujan deras, saat diterpa angin jadi mudah ambruk," ujar Kepala UPTD III Pasar Sudimampir Ahmadi Ahmad.

Beruntung tidak ada korban jiwa akibat runtuhnya bangunan di Pasar Ujung Murung, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Adapun kerugian akibat musibah tersebut belum bisa dipastikan.

Sekilas tentang Pasar Ujung Murung

Baca Juga:Baliho Roboh Saat Hujan dan Angin Kencang, Manajemen Amplaz Segera Perbaiki

Pasar Ujung Murung dan Pasar Sudi Mampir, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota Banjarmasin. Dua pasar tersebut, di era jayanya menjadi tonggak perekonomian warga seribu sungai.

Tapi seiring berjalannya usia dan tumbuhnya berbagai pusat belanja modern, bangunan yang berdiri sejak tahun 1953 tersebut sudah mulai redup pamornya. Ini terlihat dari fisik bangunan yang tua dan terlihat kumuh.

Wacana mengubah wajah Pasar Ujung Murung bahkan sudah didengungkan sejak lama. Bahkan pada tahun 1989 di era Walikotamadya Banjarmasin Sadjoko.

Wacana itu kembali dihidupkan di era Walikota HA Yudhi Wahyuni (2005-2010), tapi juga belum berhasil karena ada penolakan pedagang. Hingga pada masa pemerintahan Walikota Ibnu Sina, juga belum terealisasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini