Hewan Ternak Warga Mati Dimangsa Ular Piton 2,5 Meter

Ular piton yang mengganggu warga berjenis Sanca Kembang.

Husna Rahmayunita
Senin, 26 April 2021 | 21:11 WIB
Hewan Ternak Warga Mati Dimangsa Ular Piton 2,5 Meter
Ilustrasi ular piton. (Pixabay/sipa)

SuaraKalbar.id - Warga dibuat resah dengan kemunculan ular piton sepanjang 2,5 meter selama beberapa hari terakhir.

Ular tersebut memangsa ternak warga hingga enam ekor ayam bangkok mati. Diketahui ular piton yang mengganggu warga berjenis Sanca Kembang.

Hewan itu memangsa peliharaan Bambang, seorang warga Kelurahan Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Tim Rescue dan TRC (Tim Reaksi Cepat) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin pun turun tangan. Tim menangkap ular piton 2,5 meter tersebut, Senin (26/4/2021).

Baca Juga:Ular Piton 7 Meter Dievakuasi Usai Telan Lembu Warga Aceh

“Soalnya sebelum ditangkap, ular ini sudah ada empat ekor ayam bangkok. Bahkan saat ditangkap ular berukuran 2,5 meter ini sedang asyik menikmati mangsanya. Satu ayam sudah ditelan dan satu lagi sedang dililitnya," ujar Hanafi, anggaota TRC seperti dikutip dari Kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com).

Total ada enam ayam bangkok milik warga yang dimangsa hewan buas itu.

Hanafi menjelaskan, si pemilik rumah sudah beberapa hari mengincar hewan buas tersebut untuk ditangkap karena memangsa hewan peliharaannya.

Bahkan di sudah melaporkan kepada petugas Animal Rescue bahwa sejak pertama kali ayam kesayangannya dimangsa beberapa hari sebelum penangkapan.

Beruntung saat proses evakuasi pihaknya tidak menemui kendala yang berarti, sehingga ular piton mudah untuk ditangkap.

Baca Juga:Duh Malangnya, Rusa dan Ular Mati Terbakar di Lokasi Karhutla Pelalawan

“Sering lolos, jadi sulit untuk ditangkap. Beruntung hari ini si ular sedang melilit ayam bangkok di dalam kurungan. Jadi lumayan mudah menangkapnya,” ucap Hanafi.

Setelah diamankan, hewan yang biasa disebut masyarakat dengan nama Ular Sawa itu akan dilakukan karantina supaya tidak stress ketika dilepas liarkan ke alam bebas.

“Kita akan koordinasikan dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Provinsi Kalimantan Selatan untuk melepas ular ini ke habitat aslinya,” pungkas Hanafi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini