SuaraKalbar.id - Pendakwah kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym diterpa isu tak sedap. Muhammad Ghaza Al Ghazali, bongkar kelakuan Aa Gym kepada Teh Ninih.
Ghaza mengungkap peringai buruk Aa Gym terhadap sang Ibu sebelum bercerai. Itu disampaikan Ghaza lewat postingan di akun Facebooknya 3 Juni 2021.
Kisah rumah tangga Aa Gym cukup berliku. Aa Gym bercerai dari Teh Ninih pada 2011, lalu setahun kemudian mereka rujuk.
Aa Gym kembali mengajukan gugatan cerai ke Teh Nini pada Maret 2021 dan dikabarkan mencabutnya kembali.
Baca Juga:Aa Gym ke Teh Ninih : Kamu Musyrik, Munafik, Menuhankan Makhluk
Hingga akhirnya Ghaza membongkar fakta yang terjadi sebenarnya. Dia mengonfirmasi, kalau Aa Gym ceraikan Teh Ninih setahun silam.
Lewat unggahannya, pria itu awalnya menyebut kalau selama ini sang ibu kerap mendengar kalimat-kalimat kasar dari ayahnya. Aa Gym caci maki Teh Ninih.
Kalimat kasar tersebut, lanjut Ghaza, kerap dilontarkan Aa Gym di berbagai situasi, termasuk di tempat umum sekalipun.
"Kamu musyrik. Kamu munafik. Kamu menuhankan makhluk’,” tulis Ghaza.
“Inilah kalimat-kalimat pujian yang selalu kami dengar. Ya, selalu. Dikala makan di restoran. Berangkat sekolah. Berkumpul bersama. Bahkan mungkin, di setiap sudut bumi ini, hanya ada pengingat akan kalimat itu semua,” tulis sambungnya.
Baca Juga:Lika-liku Rumah Tangga Aa Gym dan Teh Ninih, Nikah-Cerai-Nikah-Cerai Lagi
Ghaza juga mengatakan sudah belasan tahun Aa Gym bertindak seperti itu kepada Teh Ninih.
“Berapa lama, ya? Ya, hanya sebentar. Mungkin sekitar 15 tahun. Alunan puji-pujian yang memenuhi relung kami,” ujar Ghaza.
Namun, lanjutnya, sang ibu tetap menerima dan bersabar atas perlakuan seperti itu.
"Begitulah Ibuku. Entah di sudut surga sebelah mana ia dilahirkan. Entah dimana ia menyembunyikan kedua sayapnya. Mengalah, mengalah, dan mengalah. Selalu mengalah. Itulah pilihannya," tulis Ghaza.
Ghaza tak kuasa melihat penderitaan yang dialami sang ibunda selama menjadi istri Aa Gym
Karenanya, dia mengatakan sudah seharusnya penderitaan Teh Ninih berhenti. Sekarang, saatnya untuk bahagia, meski dalam situasi berbeda.
"Rasanya, cukup bagiku penderitaanmu. Sudah waktunya bagimu untuk tersenyum. Sudah cukup tangisanmu. Cukup, waktunya bahagia. Meskipun tidak bersama-sama," tandasnya.