SuaraKalbar.id - Sekilas terlihat seperti warung kopi (warkop), namun ternyata juga jadi tempat esek-esek alias prostitusi terselubung.
Pembeli yang masuk di warkop itu tak hanya ditawarkan minuman atau makanan, namun juga jasa seks.
Pemandangan tersebut terlihat di salah satu warkop di Jalan Kenanga, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kawasan tersebut memang dikenal sebagai eks lokalisasi Pembatuan.
Baca Juga:2 Warung Kopi di Aceh Disegel karena Langgar Instruksi Gubernur
Meski sudah ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru, nyatanya praktik esek-esek di eks lokaliasi Pembatuan masih ada.
Pada pagi hingga sore, terlihat warung kopi yang buka. Tim Kanalkalimantan.com (jaringan Suara.com), melihat ada dua laki-laki di lokasi tersebut pada akhir Mei 2021 lalu.
Tak berselang lama, seorang perempuan berlipstik tebal, sebut saja Rosa, menawarkan secangkir kopi sachet seharga Rp 10 ribu.
Setelah pembeli memesan tiga gelas, Rosa memberikan kode.
“Ngamar mas,” celetuknya.
Baca Juga:Penjaga Warung Kopi di Bekasi Dibacok, HP Dibawa Kabur
Belakangan, kode ini cukup familiar sebagai kode prostitusi di eks lokalisasi Pembatuan.
Rosa menawarkan jasa esek-esek dengan tarif Rp 150 bisa nego. Salah seorang lelaki di warung itu menawar Rp 100 ribu dan disetujui oleh Rosa. Mereka pun lantas masuk ke dalam bilik kamar.
Kamuflase warung kopi masih ampuh bagi para PSK berkilah, jika sewaktu-waktu ada razia dadakan dari Satpol PP maupun Kepolisian.
Sebagian PSK berani bertaruh nasib saat menjalani bisnis prostitusi sebelum petang. Kondisi tersebut akan jauh berbeda jika sudah memasuki malam hari.
Saat malam hari para PSK lebih terang terangan. Mereka secara agresif tawarkan layanan kencan berkode “Ngamar Mas” kepada pengendara yang melintas
Bahkan sebagian dari mereka secara terang-terangan duduk di halaman warung memanggil pengendara yang melintas.
Kepala Satpol PP Banjarbaru, Marhain Rahman melalui PPNS Seksi Opsdal Yanto Hidayat, mengakui kondisi tersebut.
Wabah Covid-19, kata dia, menjadi penyebab bisnis esek-esek di eks lokalisasi kembali berdenyut.
"Kegiatan kami yang biasanya melakukan razia dan patroli di eks lokalisasi Pembatuan, akhirnya dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19," ujarnya.
Yanto menegaskan Satpol PP Banjarbaru menyatakan komitmen untuk memberantas bisnis prostitusi di kawasan tersebut.