
“Semoga beliau sehat selalu panjang umur mudah-mudahan kita bisa bersilaturahmi ke rumah beliau Aaamiin…,” tandasnya.
Hasyim Asy’ari atau yang juga dikenal dengan nama Muhammad Hasyim lahir dari keluarga elit kiai di Jawa pada 14 Februari 1871.
Keturunannya merupakan orang yang dihormati karena ayahnya Asy’ari adalah pendiri Pesantren Keras, nama sebuah daerah di Jombang dan kakeknya kiai terkenal dan pendiri pesantren Gedang, Kiai Utsman.
Sementara kakek buyut KH Hasyim Asy’ari, Kiai Sihah merupakan pimpinan Pondok Pesantren Tambakberas.
Baca Juga:Annisa Pohan Singgung Islamophobia, Pengurus NU: Nyonya, di Indonesia Itu Tidak Ada
Selama hidupnya, KH Hasyim diketahui menikah selama tujuh kali yang mana semua istrinya merupakan anak dari seorang kiai. Anak-anaknya pun dibekali dengan ilmu agama dengan mengirimkan mereka semua ke pesantren, tak terkecuali untuk anak perempuannya, Nyai Khairiyah.
KH Hasyim akhirnya mendirikan pesantrennya sendiri, yakni Tebuireng. Anak-anaknya pun menikah dengan anak Kiai dan berhasil mendirikan pesantrennya sendiri.
Ia dipercaya memiliki kekuatan yang luar biasa sejak mendirikan Pesantren Tebuireng. Kekuatannya spiritualnya dipercaya berasal dari Allah SWT. Berkat hal itu, ia dihormati masyarakat luas dan juga mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).
Orang-orang selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh KH Hasyim Asy’ari, seperti saat menghadapi kolonial di tahun 1945. Ia memutuskan untuk menyampaikan resolusi jihad melawan kolonial di Jawa Timur.
Kakek dari mantan Presiden Gus Dur ini menyampaikan amanat berupa pokok-pokok kaidah tentang kewajiban umat Islam, pria maupun wanita dalam jihad mempertahankan Tanah Air dan bangsanya. Resolusi itu dikenal sebagai ‘Resolusi Jihad Fii Sabilillah’.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca BMKG 23 Juni 2021 Tangerang Banten