Pengakuan warga
Dua penumpang pesawat Lion Air dari Surabaya, Jawa Timur mengaku menggunakan surat keterangan (suket) PCR palsu agar bisa kembali ke Kalbar, untuk pulang ke tempat tinggalnya di Kabupaten Mempawah.
Keduanya adalah RN dan SH. Mereka mengaku, satu suket PCR palsu dibeli dengan oknum di Surabaya seharga Rp700 ribu. Kemarin, Jumat (25/6/2021) sore mereka bercerita.
Awalnya mereka berada di Jatim untuk mengantar anaknya ke pondok pesantren. Setelah sudah seminggu lamanya, pada 22 Juni, RN dan SH serta satu orang lagi berencana pulang ke Kalbar. Mereka pun mampir ke Pasuruan.
Baca Juga:Penumpang Positif COVID-19, Lion Air dan Citilink Dilarang Bawa Penumpang ke Kalbar
"Kami sudah beli tiket. Kemudian dapat informasi di Surabaya ada klinik yang bisa mengeluarkan swab PCR. Awalnya kita mau pesan (suket) di Madura, namun tidak ada," ceritanya.
Ketika sampai di Surabaya, ia bertanya orang-orang travel di terminal bus. Katanya, ada oknum yang bisa mengeluarkan surat keterangan PCR tanpa dites.
Setelah bertemu, terjadilah negosiasi. Kala itu, oknum tersebut meletakkan harga yang cukup tinggi untuk satu suket PCR. RN pun berminat, namun perlu kepastian keamanan.
"Saya tanya, dijamin tidak keamanannya. Dia (oknum) menjawab, aman. Karena sebelum-sebelumnya sudah ada," kisahnya.
Mereka dikasih harga Rp 800 ribu per orang. Karena merema bertiga, RN menawar harga totalnya Rp2 juta.
Baca Juga:Pesawat Rusak, Penerbangan Lion Air Semarang-Jakarta Delay Hingga 8 Jam
"Oknum minta tambah seratus ribu. Karena sudah terlanjur dicetak. Jadi total dua juta seratus ribu," katanya.
RN melihat, tak jarang oknum-oknum yang menawarkan suket palsu tersebut di tempat-tempat travel atau terminal keberangkatan bandara. Tak memakan waktu lama. Suket PCR pun langsung jadi dalam waktu dua jam.
“Jadi, kita itu ketemu langsung di terminal. Kita nunggu dua jam sampai surat itu jadi. Sebelumnya, saya minta antarkan ke klinik, rupanya ada yang nawarkan (swab PCR tanpa tes),” katanya.
Saat ia membaca suket itu, terdapat kejanggalan. Biasanya kalau penumpang dari Jawa Timur, suket dikeluarkan pihak di Jawa Timur.
"Tapi kok ini yang ngeluarkan Kalbar. Saya tanya, aman tidak? Dia jawab aman. Kalau saya tidak percaya, saya disuruh masuk. Ketika saya mau check in, divalidasi, ternyata memang aman,” katanya.
Ia mengaku menyesal dan mengakui keteledorannya terkait dokumen pemeriksaan swab PCR ia. Ia juga berharap agar kedepannya oknum-oknum seperti itu dapat ditindak dengan tegas.