SuaraKalbar.id - Terkuak modus terduga teroris di Kalimantan Barat (Kalbar) yang diamankan oleh Densus 88 pada Minggu (15/8/2021). Badan Intelijen Negara atau BIN menyebut terduga teroris Kalbar mengumpulkan dana dari dari kotak amal.
Para terduga teroris menyelewengkan dana warga yang digunakan untuk beramal. Hal ini patut diwaspadai warga yang berniat sedekat di melalui kotak amal di tempat-tempat umum.
Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Kalbar Brigjen (Pol) Rudi Tranggono menyatakan terduga teroris yang ditangkap adalah mereka yang bertugas mencari dana untuk kegiatan-kegiatan mereka melalui kotak-kotak amal yang ada di restoran, masjid-masjid yang tanpa diketahui jika uang itu untuk mendukung kegiatan mereka.
Padahal, kata Kabinda Kalbar, masyarakat niat menyumbang untuk bersedekah, namun oleh kelompok-kelompok itu malah menggunakan uang sedekah itu untuk kegiatan terorisme.
Baca Juga:Viral Aksi Maling Terekam CCTV Dengan Santai Gondol Kotak Amal Masjid
"Ini sangat bahaya, sehingga semua pihak harus tetap waspada, namun harus optimis karena nawaitu kita untuk bersedekah. Namun harus waspadalah jangan sampai uang sedekah dari masyarakat malah digunakan untuk organisasi teroris," ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Antara, Rabu (18/8/2021).
Oknum yang terlibat jaringan teroris, kata dia telah dicuci otaknya dengan paham-paham radikal.
"Sehingga mereka dapat melakukan aksi teror yang dapat meresahkan warga," sambungnya.
Setelah modus terduga teroris terbongkar, Rudi mengimbau warga untuk cerdas bersedekah. Teliti, jangan sampai salah sasaran.
"Kalau ada kotak amal yang mengatasnamakan yayasan yatim piatu atau pondok pesantren harus dicek apakah sudah terdaftar di instansi pemerintah," pesannya.
Baca Juga:Ditunjuk Jadi Brand Ambassador Ecommerce, Hyun Bin Bintangi Sebuah Film Pendek
Terkait dengan adanya teroris di Kalbar, dia mengibaratkan, jika Pontianak dialiri oleh sungai yang besar dan tidak berombak namun akan menghanyutkan.
"Begitu juga dengan adanya terorisme yang ada di Kalbar ini, padahal kita selama ini sama sekali tidak menganggap ada teroris di sini, namun ternyata ada yang ditangkap di Kalbar," ungkapnya.
Tak hanya meminta warga hati-hati saat sedekah, Rudi meresahkan perkembangan dari paham-paham radikal tersebut. Terlebih setelah ditemukan dianut sejumlah orang.
"Kemarin ada penerimaan untuk tenaga kesehatan, dari 40 orang yang mendaftar setelah diseleksi tinggal sembilan orang, dari sebanyak itu yang tidak paham Pancasila ada tiga orang, dan yang berpaham radikalisme dari hasil TWK (tes wawasan kebangsaan) dan mental ideologi ada enam orang. Artinya anak muda yang tidak paham Pancasila dan berpaham radikalisme sekarang sudah banyak," pungkasnya. (Antara)