SuaraKalbar.id - Ciri-ciri orang sedang ditolak Allah oleh SWT menurut pandangan Ustadz Abdul Somad. Orang ditolak Allah punya penyebab.
Hal ini dipaparkan UAS dalam channel Youtube Ustadz Abdul Somad Official pada 25 Agustus 2021.
Berikut ringkasan paparan ustadz Abdul Somad mengenai tanda seseorang sedang ditolak Allah.
"Ada banyak orang yang pada masa modern ini salah pengertian terhadap amalan-amalan yang bisa membuatnya diterima oleh Allah SWT. Akibat salah menilai, akhirnya kita pun kemudian salah berpikir, salah berkata, salah berbuat. Kita menganggap kalau ada orang sakit berarti dia sedang ditolak oleh Allah, kalau ada orang miskin berarti dia sedang dimurkai oleh Allah, itu semua belum tentu benar," tutur Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga:Bisakah Jin Berhubungan Badan dengan Manusia? Simak Penjelasan UAS
Imam Al Hasan Al Basri dalam kitab Jami Al Ulum Wal Hikam berkata, “Di antara tanda Allah menolak seorang hamba, Allah jadikan hamba itu sibuk mengurus sesuatu yang tidak penting."
Sesuatu yang tidak penting itu tidak bisa dijadikan bekal menghadap Allah SWT.
Contoh orang yang masuk kategori itu adalah orang yang sibuk menonton sinetron, sibuk mendengarkan lagu, sibuk bermain game, dan lain sebagainya.
Kesibukan-kesibukan tersebut adalah hal-hal yang membuatnya lupa pada tanggung jawabnya sebagai manusia di hadapan Allah SWT.
Ustadz Abdul Somad kemudian mengajak umat muslim untuk merenung sejenak, apakah kesibukan kita selama ini bisa menjadi bekal menghadap Allah SWT.
Baca Juga:Tanda Seseorang Sedang Ditolak Allah Menurut Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad kemudian menekankan agar orang-orang lebih sibuk membaca Al Qur'an, sibuk menabung untuk membangun masjid, dan lain sebagainya.
Pada intinya, kesibukan-kesibukan yang kebaikannya bisa dijadikan bekal menghadap Allah SWT.
Berikut daftar amalan yang akan membuat kita diterima Allah SWT
- Mendirikan sholat
- Menunaikan zakat
- Mengaji
- Bersedekah
- Membantu fakir miskin
- Membantu orang tua mengatasi masalah
- Menjaga dan berbuat baik kepada orang lain tanpa pilih-pilih
- Meningkatkan ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk membangun kebaikan dan lain sebagainya.
(Mutaya Saroh)