SuaraKalbar.id - Sebuah perusahaan Zimperian Labs, Riset Keamanan Siber asal Amerika Serikat, menemukan adanya malware Trojan bernama GriftHorse yang tersebar pada 10 juta pengguna Android di 70 negara di dunia.
Malware ini bekerja dengan menautkan ponsel Android lewat layanan premium tanpa sepengetahuan pengguna. Jumlah uang yang disedot mencapai 42 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 600.000 ribu per bulan.
Disebutkan bahwa malware GriftHorse menjangkit di lebih dari 200 aplikasi Android dengan beragam kategori, seperti Tools, Entertainment, Dating dan lainnya.
![Malware di smartphone. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/02/16/40095-malware.jpg)
Adapun malware ini sudah tersebar sejak November 2020 yang mengincar pengguna Android di negara-negara seperti Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Rusia, Arab Saudi, Spanyol, Inggris, hingga Amerika Serikat.
Baca Juga:Ratusan Aplikasi Berbahaya Ditemukan di Ponsel Android, Bisa Kuras Uang Pengguna
Aazim Yaswant dan Nipun Gupta selaku Peneliti Zimperian mengatakan, malware Grifthouse ini memanfaatkan teknik phising dan bersembunyi di balik aplikasi Android. Interaksi pengguna dengan yang lainnya kemungkinan juga meningkatkan penyebaran infeksi malware tersebut.
Menurutnya, aplikasi ini terlihat tidak berbahaya jika dilihat dari deskripsi maupun izin yang diperlukan.
"Namun semua ini berubah ketika pengguna mendapat tagihan per bulan untuk layanan premium aplikasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan pengguna," ujarnya, dikutip dari Phone Arena, Minggu (3/10/2021).
Pengguna yang terinfeksi aplikasi ini menyatakan bahwa mereka menerima pesan berisi hadiah dan harus segera diklaim. Kolom pop up akan terus muncul hingga lima kali per jam sampai akhirnya pengguna menyerah dan mengklik pop up tersebut.
Setelahnya, korban diarahkan ke situs web yang meminta nomor telepon yang sebenarnya adalah kontrak layanan SMS premium.
Baca Juga:Waspada Malware FluBot, Incar Smartphone Android lewat SMS Software Update Palsu
Ratusan aplikasi ini muncul di Google Play Store dan toko aplikasi pihak ketiga. Zimperium Labs juga telah melaporkan aplikasi tersebut ke Google dan sudah dihapus dari Play Store.
- 1
- 2