Kisah Perjuangan Tenaga Kesehatan Berjibaku Melayani Warga Saat Banjir Sintang

Banjir Sintang yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir tak menyurutkan perawat di Polindes Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang untuk tetap melayani warga.

Chandra Iswinarno
Kamis, 11 November 2021 | 14:57 WIB
Kisah Perjuangan Tenaga Kesehatan Berjibaku Melayani Warga Saat Banjir Sintang
Nakes sedang memeriksa warga yang sakit di Lanting Kawasan Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang. [Rai Pratiwi untuk SuaraKalbar.id]

SuaraKalbar.id - Banjir Sintang yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir tak menyurutkan perawat di Pondok Bersalin Desa (Polindes) Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang untuk tetap melayani warga.

Kisah tersebut dituturkan perawat Polindes Desa Kenyauk, Rai Pratiwi kepada SuaraKalbar.id. Banjir yang tak menunjukan kapan akan surutnya diterjang Rai untuk tetap memberikan pelayanan kesehata kepada warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Tak jarang, dia memberikan pelayanan kesehatan atau pengobatan di atas sampan. Walau sebenarnya, dia juga korban terdampak banjir di Sintang.

Polindes di Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang yang terendam banjir. [Rai Pratiwi untuk SuaraKalbar.id]
Polindes di Desa Kenyauk, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang yang terendam banjir. [Rai Pratiwi untuk SuaraKalbar.id]

"Saya sempat layani pasiennya di atas sampan (perahu). Sementara saya dalam air (berendam) karena ruang pelayanan di Polindes sudah terendam, sudah saya jadikan gudang untuk simpan barang dan berkas. Ada juga yang kami datangi ke lantingnya," katanya, Kamis (11/11/2021).

Baca Juga:Banjir Besar di Sintang, Mobil Warga Sepauk Terendam Hingga Dua Minggu

Pengabdian perempuan usia 35 tahun asal Kabupaten Mempawah ini sudah tak diragukan lagi. Sejak 11 tahun silam, ia mengabdikan diri sebagai perawat di Kenyauk.

"Rumah saya yang tiangnya setinggi semeter setengah saja, kebanjiran. Air dalam rumah sudah setinggi sampai pinggang. Sementara air di Polindes sudah sepaha. Saya sempat tenggelam setelah terpeleset di teras rumah. Tapi saya harus bangkit untuk memberikan pelayanan," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini warga di enam RT di desanya yang terendam banjir sudah diserang beragam penyakit, seperti gatal-gatal, demam, sakit telinga dan penyakit lainnya, mulai menyerang warga.

Namun karena akses jalan banyak yang terputus selama banjir, Polindes Kenyauk inilah yang menjadi andalan satu-satunya untuk mendapat pelayanan kesehatan.

Baca Juga:Banjir Besar di Sintang, Mobil Boks Jadi Kendaraan Amfibi untuk Evakuasi Warga

"Sudah mulai banyak yang berobat. Ada yang gatal-gatal. Luka-luka karena injak benda tajam. Benda-benda dalam air itukan nggak kelihatan. Ada yang terinjak aquarium sehingga telapak kaki terbelah. Ada yang lagi pegang pisau terperosok, akhirnya pembuluh darah di tangan terkena pisau," jelasnya.

Ia mengatakan, susah untuk dibayangkan ketika memberi perawatan kepada pasien dengan kondisi bersimbah darah, kemudian pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri. Lalu, akses menjangkau pasien cukup sulit.

"Bayangkan, itu semua kami layani dalam air. Kerja di air, serba cepat. Kami juga harus mendatangi warga ke lanting-lanting," ujarnya.

Ibu empat anak ini selalu berharap dan berdoa, mudah-mudahan tidak ada lagi yang berobat dan masyarakat diberi kesehatan karena sanitasi sudah tidak jelas. Air minum yang digunakan pun sudah bercampur jadi satu dengan air banjir.

"Mudah-mudahan keluarga dan warga kami di sini sehat-sehat semua," ucapnya.

Banjir Tiga Meter

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini