Selama Banjir Sintang, Empat Jiwa Meninggal dan Dua Puluhan Ribu Warga Lainnya Mengungsi

Banjir di Kabupaten Sintang yang terjadi dalam kurun waktu tiga pekan terakhir telah merenggut nyawa empat warga. Data tersebut disampaikan BPBD Kabupaten Sintang.

Chandra Iswinarno
Senin, 15 November 2021 | 18:28 WIB
Selama Banjir Sintang, Empat Jiwa Meninggal dan Dua Puluhan Ribu Warga Lainnya Mengungsi
Kondisi Banjir di Kabupaten Sintang. [BNPB]

SuaraKalbar.id - Banjir di Kabupaten Sintang yang terjadi dalam kurun waktu tiga pekan terakhir telah merenggut nyawa empat warga. Data tersebut disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang.

Selain korban jiwa, tercatat ada 25.884 jiwa mengungsi.

“Korban jiwa akibat banjir di Sintang sudah empat orang,” kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD Sintang Benyamin seperti dikutip Insidepontianak.com-jaringan Suara.com pada Senin (15/11/2021).

Dikemukakannya, banjir di Sintang belum juga surut dan sejumlah 12 kecamatan masih terendam. Masih menurutnya, ketinggian air berkisar satu hingga empat meter. Sementara itu, tercatat ada 124.497 jiwa terdampak banjir.

Sementara itu, 36 posko dapur umum terus disiagakan. Tak hanya itu, warga terdampak banjir pun kini mulai terserang penyakit.

Baca Juga:Warga di Sintang Ditemukan Meninggal Saat Banjir Menggenang Rumahnya

“Warga sudah mulai terinfeksi kutu air, demam flu,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Jalan Akcaya di Kecamatan Sintang ditemukan meninggal di rumahnya pada Minggu (14/11/2021) sore.

Korban bernama Hendra Saptapraha ditemukan meninggal di rumah korban. Ia diduga terjatuh saat hendak turun ke lantai bawah rumahnya saat banjir menggenang.

Kasubbag Humas Polres Sintang Iptu Sujiono mengatakan, kejadian tersebut kali pertama diketahui adik korban, Selly dan suaminya, ketika hendak mengantarkan makan siang kepada korban.

“Namun saat diketuk-ketuk pintu korban tak menjawab,” kata Iptu Sujiono kepada insidepontianak.com-jaringan Suara.com, Senin (15/11/2021).

Baca Juga:Banjir di Sintang Kalbar Rendam 12 Kecamatan

Lantaran khawatir, suami Selly memutuskan naik ke lantai dua karena melihat pintu masih terbuka, sementara di lantai satu air sudah menggenang.

“Ketika masuk lantai dua, korban sudah tidak ada. Saksi lantas ke bawah, di sana korban didapati sudah terendam air dan tidak bernyawa,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diduga terjatuh saat hendak turun ke lantai satu.

“Menurut keterangan keluarga, korban diketahui punya penyakit epilepsi,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini