SuaraKalbar.id - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Kalbar membantah jika industri kelapa sawit di wilayah tersebut menjadi biang kerok masalah banjir yang melanda Kabupaten Sintang dalam tiga minggu terakhir.
Bantahan tersebut disampaikan Ketua GAPKI Kalbar Purwati Munawir. Pernyataan tersebut sekaligus merespons kemarahan Gubernur Sutarmidji yang mengatakan, perusahaan sawit di wilayahnya sebagai penyebab banjir dan tidak peduli dengan persoalan banjir yang terjadi di Kalbar.
"Pada prinsipnya kami mendukung upaya Gubernur dalam penanggulangan banjir, kami tetap peduli dan berkomitmen untuk membantu korban banjir," kata Purwanti dalam keterangan persnya yang dikutip dari Suara.com pada Senin (15/11/2021).
Dia berdalih, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalbar memiliki komitmen kuat untuk membantu para korban banjir di Sintang.
Baca Juga:Ramai Banjir Sintang Kalbar, Industri Kelapa Sawit Jadi Biang Keroknya?
Dia juga menyebut, jika perusahaaan perkebunan sawit anggota GAPKI telah menyalurkan lebih dari 10 ribu paket bantuan kepada masyarakat terdampak banjir.
“Pada prinsipnya seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat mendukung berbagai upaya Pemprov Kalbar terutama terkait penanganan bencana dan hal ini sudah berlangsung lama,” kata Purwati.
Tak hanya itu, dia memastikan, 25 perusahaan perkebunan sawit anggota GAPKI masih akan menyalurkan lagi bantuan sekitar 10 ribu paket secara bertahap di enam kabupaten, Sanggau, Sekadau Melawi, Sintang, Kapuas Hulu dan Ketapang.
Menurut Purwati, sejak awal banjir terjadi, perusahaan sangat peduli dan siaga untuk membantu masyarakat terdampak. Perkebunan sawit PT Bumi Pratama Khatulistiwa misalnya dengan sigap langsung mengirimkan 450 boks minyak goreng. Bantuan itu diserah terimakan di pendopo gubernur, beberapa waktu lalu.
“GAPKI Kalbar juga bergerak cepat dengan menyalurkan 2.000 paket sembako. Bantuan paket sembako juga disalurkan PTPN XIII,” kata dia, Senin 15 November 2021.
Baca Juga:Banjir di Sintang Kalbar Rendam 12 Kecamatan
Langkah serupa dilakukan perusahaan perkebunan yang berada tidak jauh berada dari lokasi bencana. PT Parna Agromas, misalnya menyiapkan bantuan berupa sembako bagi masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.
Sebelumnya, Gubernur Sutarmidji dibuat murka, lantaran perusahaan sawit yang beroperasi di wilayahnya tidak peka dengan kondisi banjir yang melanda sejumlah wilayah provinsi tersebut.
Saking murkanya, Sutarmidji melampiaskan emosinya dengan mengusir 20 perwakilan perkebunan sawit dalam pertemuan untuk menagih kepedulian terhadap masyarakat yang menghadapi banjir di hulu Kalbar pada Senin (8/11/2021).
“Kemarin kita mengumpulkan asosiasi perkebunan sawit. Alasan mereka terlalu banyak. Bilang saja tidak mau (peduli banjir). Akhirnya, saya usir mereka dari Kantor Gubernur. Jadi dalam pertemuan itu tidak ada keputusan," katanya, Selasa, (9/11/2021).
Dia menilai, pengusaha sawit tidak peka terhadap bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di hulu Kalbar.
“Ada 20 pengusaha sawit. Itu pada kurang ajar semua. Padahal mereka itu (pengusaha sawit) bagian yang membuat dampak sekarang (banjir)," kesal Midji.
Midji begitu dongkol ketika mendengar alasan pihak perusahaan yang merasa lahan perkebunannya bukan di daerah yang membuat banjir. Alasan itu bahkan semakin memperkuat pernyataan Midji, jika selama ini perusahaan sawit hanya ingin cari untung di Kalbar.
“Betul memang, tapi kan yang namanya ekosistem itu satu kesatuan. Bukan terpisah. Itu otak mereka itu cuma mau cari kaya di Kalbar. Tapi tak mau peduli tentang Kalbar,” tegasnya lagi.
Parahnya lagi, kata Midji, dalam pertemuan penting itu pihak perusahaan sawit hanya mengutus anak buah yang pandai bicara saja, namun tak bisa mengambil keputusan.
“Yang datang kemarin, hanya centeng-centeng saja. Orang-orang yang cuma bisa ngomong saja tapi tak bisa ambil keputusan. Mereka kira pemerintah daerah ini bisa dibuatnya main-main. Saya usir semua," kata Midji.
Ditegaskan Midji, selama dia menjadi Gubernur Kalbar, tidak akan berhubungan lagi sama perusahaan sawit. Ia pun memastikan tak akan ambil pusing dengan permasalahan sawit.
Penyebab Banjir
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan hingga Senin (15/11/2021) ada 12 kecamatan masih terendam banjir.
Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian, dan Kelam Permai.
Menurut Abdul Muhari bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan barat itu dipicu oleh faktor cuaca, yakni tingginya intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Kapuas.
“Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Kapuas dan Sungai Mezlawi meluap,” kata Abdul Muhari.