Kiprah Edy Mulyadi, Wartawan Senior yang Berani Mengatai Prabowo "Mengeong", Kini Sebut IKN Tempat Jin Buang Anak

Kini, Edy memancing amarah masyarakat Kalimantan, khususnya warga Ibu Kota Negar (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Bella
Minggu, 23 Januari 2022 | 11:39 WIB
Kiprah Edy Mulyadi, Wartawan Senior yang Berani Mengatai Prabowo "Mengeong", Kini Sebut IKN Tempat Jin Buang Anak
Tangkapan layar - Edy Mulyadi saat diduga menghina Kalimantan/instagram @info_etam

SuaraKalbar.id - Edy Mulyadi kembali berulah, usai dirinya menuai hujatan setelah mengatakan Mentri Pertahanan Prabowo Subianto Macan yang jadi mengeong.

Kini, Edy memancing amarah masyarakat Kalimantan, khususnya warga Ibu Kota Negar (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

"Ini ada sebuah tempat elit, punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak," kata Edy dalam sebuah video yang kini beredar di media sosial.

Edy kemudian mempertanyakan siapa yang akan menjadi pangsa pasar ibu kota negara baru itu.

Baca Juga:Viral Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan: Tempat Jin Buang Anak, Pasar Genderuwo dan Kuntinalak

"Pasarnya siapa? Kalo pasarnya kuntilanak, genderuwo buat apa bangun disana?," tanya Edy.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Edy Mulyadi diketahui merupakan seorang wartawan senior.

Dirinya kerap menyampaikan kritik pedas terhadap pemerintah, khususnya dalam era kepemimpinan Jokowi.

Diketahui, Edy memulai kiprahnya sebagai wartawan pada 1991 di Neraca, kemudian dirinya sempat berkarir di beberapa media besar seperti Media Indonesia, Metro TV, TPI sampai Warta Ekonomi.

Edy bergabung bersama kompasiana sejak 23 Mei 2014 dengan nama akun edymulyadilagi dengan keterangan sebagai seorang jurnalis, media trainer, konsultan/praktisi PR.

Baca Juga:Ibu Kota Dipindahkan ke Kalimantan Timur, Jakarta Masih Terus Jadi Pusat Perekonomian Indonesia

Edy juga menulis sebuah buku berjudul “Sri Mulyani Neolib Lho” yang menyoroti berbagai kebijakan Sri Mulyani yang dianggapnya merugikan masyarakat Indonesia.

Dirinya juga dikenal sebagai ustaz, dan menjabat sebagai Sekjen GNPF Ulama sejak Juli 2019.

Dia sempat maju mencalonkan diri sebagai caleg PKS nomor urut 8 daerah pemilihan Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, tapi gagal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini