SuaraKalbar.id - Festival Cap Go Meh bagi masyarakat biasanya dimeriahkan dengan Tattung dan juga Ritual Bakar Naga, pada tahun ini Pemerintah Daerah melarang sejumlah festival yang mengundang keramian, maka dari itu Voice Dragon Sport Kota Pontianak hanya memajang naganya untuk menghiasi suasana Cap Go Meh.
Bie Chiung menyebut jika pada tahun 2022 ini naga hanya di pajang melainkan untuk mencegah terjadinya kerumunan sejumlah masyarakat Kota Pontianak.
"Jadi untuk Festival-festival itu di tiadakan kecuali, untuk dipajang dan untuk dilihat serta difoto bagi masyarakat yang mau, kami hanya menjalankan prosedur yang telah diterapkan pemerintah untuk meniadakan bakar naga atau sejenisnya yang mengundang keramaian," imbuhnya (15/2/2022).
Dirinya menyebut jika naga yang dipajang tidak terlalu panjang, sementara itu naga yang panjangnya puluhan meter disimpan untuk Cap Go Meh selanjutnya yaitu di tahun 2023.
Baca Juga:Wow, Ada 50 Jalan Setapak Hubungkan 55 Desa di Perbatasan Kalbar dengan 32 Kampung di Sarawak
"Naga tersebut sudah kami siapkan dari jauh-jauh hari, karena untuk persiapan cap go meh yang nantinya akan dibakar, tetapi hal tersebut pada saat ini tidaklah memungkinkan untuk kami melakukan festival tersebut, maka dari itu naga tersebut hanya kami pajang di voice dan akan kami simpan untuk tahun depan," terangnya.
Biasanya naga tersebut melakukan aktivitas keliling-keliling area sekitar jalan Gajah Mada.
"Karena pandemi inilah kita tidak melakukan hal tersebut, karena akan mengundang keramaian dan kerumunan, nah hal itu yang kita takutkan, jadi naga tersebut cuma kita pajang untuk menghiasi suasana di sini," tegasnya.
Bie Chiung menyebut jika naga tersebut akan dipajang sampai selesai Cap Go Meh, dan akan di simpan untuk tahun berikutnya.
"Sampai cap go meh saja kita pajang, abis itu kita simpan untuk tahun depan karena naga ini tidak buka mata," paparnya.
Baca Juga:BNN Kalbar Tangkap Pengedar 32 Kilogram Sabu Senilai Rp11 Miliar, Pelaku Sempat Kabur
Dirinya sangat mendukung program pemerintah untuk mencegah terjadinya cluster baru varian omicorn di Kalbar tentunya.
"Kita mendukung program pemerintah terkait dengan ditiadakan nya festival tersebut, yang mana saat ini kita ketahui bahwa pemerintah terkait sedang meminimalisir adanya terjadi cluster baru yakni omicorn, maka dari itu ya kita sangat mendukunglah program pemerintah ini," tandasnya.
Dirinya berharap agar di tahun berikutnya dirinya beserta masyarakat Tionghoa lainnya dapat melakukan festival-festival dengan adanya batasan, dan semoga pandemi ini cepat berakhir.
"Semoga pandemi ini cepat berlalu, dengan dukungan serta kesadaran masyarakat juga tentunya, supaya covid ini tidak merbak kemana-mana, mudah-mudahan udah tidak ada covid lagi hingga bisa kembali normal jadi semua acara bisa berlangsung dengan normal tanpa adanya batasan seperti ini," jelasnya.
Sementara itu Aseng salah satu masyarakat Tionghoa menyebut jika dirinya pada saat ini tidak bisa melihat festival-festival yang dimeriahkan oleh sejumlah masyarakat Tionghoa, seperti tattung, bakar naga, dan sejenisnya, karena ada larangan dari Pemerintah Daerah untuk menghalau penyebaran cluster baru, sehingga hal tersebut dilakukan untuk mencegah sejumlah masyarakat berkerumun.
"Pada tahun ini saya tidak bisa menyaksikan ritual pembakaran naga yang biasa dilakukan oleh masyarakat kami, tapi setidaknya dengan adanya hiasan naga yang di pajang Voice ini membuat suasana Cap Go Meh serasa ada," katanya.
- 1
- 2