SuaraKalbar.id - Rumah makan Padang bernama 'Babiambo' menjadi topik hangat hingga menyebabkan kata Non Halal masuk menjadi salah satu trending topik Twitter Indonesia pada Jum'at lalu.
Viralnya rumah makan Padang non-halal tersebut diketahui disebabkan oleh beberapa tokoh publik yang akhirnya angkat suara memberikan protes terkait kehadiran rumah makan tersebut, salah satunya Ustadz Hilmi Firdausi.
Dalam cuitan akun pribadi sosial media Twitter milik Ustadz Hilmi, dirinya tampak turut menyinggung kehadiran rumah makan tersebut yang dinilai merusak citra masakan Padang.
"Menurut saya ini sudah melampaui batas. Warga Minang teguh dengan prinsip ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH. Masakan Padang terkenal di dunia karena citarasa, kelezatan & kehalalannya. Tolong jangan rusak itu. Kalaupun trick marketing, ini sudah kelewatan. Semoga segera diambil tindakan," tulisnya.
Baca Juga:Satu Keluarga di Tapanuli Selatan Keracunan Makanan Usai Konsumsi Jamur Kelapa Sawit
Selain itu, dalam unggahan tersebut juga dirinya terlihat mengunggah tangkapan layar mengenai sosial media Instagram milik rumah makan Babiambo yang mencantumkan keterangan "First in Indonesia, a Non-Halal Padang Food" lengkap dengan jumlah pengikut dan jumlah postingannya.
Cuitan tersebut lantas menarik perhatian publik dengan mendapatkan sekitar 7,5 ribu retweet dan 3 ribu komentar.
Banyak netizen pada kolom komentar dan retweet yang tak setuju akan protes yang ditulis oleh Ustadz Hilmi sehingga memberikan beberapa tanggapan dengan membandingkan beberapa masakan non-halal yang diolah menjad halal namun tak dipermasalahkan, bahkan beberapa netizen memberikan sindiran terkait cuitan tersebut.
"Memang kenapa sih? Banyak loh masakan yang awalnya terkenal tapi bahannya haram ujung-ujungnya di olah kembali denga bahan-bahan halal, biar semua bisa menikmati, apa yang kayak gini juga musti dipermasalahin? apanya yg merusak? toh rempahnya sama," ketik netizen.
"gini dah. yang dia ambil konsep bumbu bumbu nya. ntah itu gulai, rendang, dimana seingat saya kata rendang itu diambil dari kata marandang. then,kenapa ya konteks adat istiadat dicampuri dengan agama(dalam hal ini masakan)? tolong yang dilihat konteks resep nya," jelas netizen.
"Sampe geleng-geleng saya sangking herannya. Kayaknya sila ke-1 di Pancasila cuma pajangan aja ya. Dan semboyan Bhineka Tunggal Ika tuh cuma ukiran. Bukti nyatanya masih jauh di bawah rata-rata. Mohon maaf bagi siapapun yg baca komenan ini saya ingatkan lagi Indonesia ini heterogen ya gak cuma umat/saudara muslim doang yang tinggal di sini. Dari ujung barat sampai timur macam2 banget, anda pasti gak sanggup jika disuruh menghitung sendiri perbedaannya," sindir netizen.
"Apa salahnya jika umat/saudara kita yg non-muslim ingin merasakan juga. Toh sama juga seperti makanan dr negara lain dgn menu aseli yg tidak halal kemudian dimodifikasi menjadi halal," tambah netizen tersebut.
Rumah makan Padang Babiambo diketahui beroperasi sejak awal 2020 namun hanya bertahan selama 3 bulan yang artinya sudah lama tak dijalankan, namun ternyata rumah makan Padang tersebut tetap dibahas hingga kini dan menjadi permasalahan bagi sebagian orang.
Kontributor: Maria