41 Orang Menjadi Korban Dalam Peristiwa Ledakan di Masjid Afghanistan, 18 di Antaranya Meninggal Dunia

Dari 41 korban tersebut, sedikitnya 18 orang dikabarkan meninggal dunia, termasuk seorang ulama terkenal yang pro Taliban.

Bella
Jum'at, 02 September 2022 | 20:54 WIB
41 Orang Menjadi Korban Dalam Peristiwa Ledakan di Masjid Afghanistan, 18 di Antaranya Meninggal Dunia
Ilustrasi - Kerabat korban ledakan bom Kabul Afghanistan berkumpul di luar rumah sakit. (FOTO: BBC/Reuters)

SuaraKalbar.id - Sebanyak 41 orang menjadi korban dalam peristiwa ledakan yang terjad di luar sebuah masjid di Kota Herat, Afghanistan barat, pada Jumat (2/9/2022).

Dari 41 korban tersebut, sedikitnya 18 orang dikabarkan meninggal dunia, termasuk seorang ulama terkenal yang pro Taliban.

"18 tewas dan 23 terluka," ungkap juru bicara kementerian dalam negeri Taliban, Abdul Nafi Takor, Jumat (2/9/2022).

Sementara itu, juru bicara kepolisian Herat, Mahmood Rasoli, mengatakan para korban saat itu mendekati masjid untuk menjalankan shalat Jumat.

Baca Juga:Bukan Kaleng-kaleng, Dokter Forensik Kasus Brigadir J Sudah Biasa Tangani Kasus Hingga Skala Internasional

Berbeda dengan keterangan Abdull Nafi Takor, jaringan media Al Jazeera, yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan 28 orang tewas dan 45 terluka akibat insiden ledakan bom tersebut.

Hingga saat ini, tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.

Ulama pendukung Taliban, Mujib Rahman Ansari, yang turut menjadi korban meninggal dalam peristiwa tersebut pada akhir Juni bersuara keras membela Taliban di sebuah pertemuan akbar yang dihadiri ribuan ulama dan tetua.

Pada acara yang diselenggarakan Taliban itu, secara terbuka Ansari mengutuk pihak-pihak yang menentang pemerintahan Taliban.

Taliban sendiri mengklaim pemerintahannya telah meningkatkan keamanan sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan sekitar setahun yang lalu.

Baca Juga:Terpopuler: Polisi Tangkap Lima Pelaku Penimbun BBM, Tak Terima Anak Dituduh Mencuri, Seorang Ayah Bacok Warga

Meski begitu, nampaknya klaim pemerintahan Taliban tidak terbutkti karena beberapa ledakan terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Bahkan sejumlah ledakan di antaranya menargetkan masjid-masjid yang sibuk ketika waktu shalat. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini