Geobag Tepian Sungai Dinilai tak Maksimal Bendung Luapan Air, Sudah 1 Minggu Banjir Masih Rendam Sintang

Untuk Geobag saya kira manfaatnya paling bisa dirasakan saat kalau ada gelombang dari sungai agak terhalang. Tapi kalau untuk menahan banjir saya kira belum berfungsi maksimal

Bella
Kamis, 13 Oktober 2022 | 12:19 WIB
Geobag Tepian Sungai Dinilai tak Maksimal Bendung Luapan Air, Sudah 1 Minggu Banjir Masih Rendam Sintang
Banjir Merendam Puluhan Kecamatan di kabupaten Sintang, Kalimantan Barat hingga Rabu (13/10/2022). [Suara.com/Diko Eno]

SuaraKalbar.id - Sejumlah kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat hingga saat ini masih terendam air. Bahkan ketinggian air dilaporkan mencapai 2 meter.

Ironisnya, Geobag yang dibangun di tepian sungai kabupaten sintang oleh pemerintah pusat sampai saat ini dinilai tidak berfungsi maksimal untuk menahan banjir bumi Senentang ini.

Akibatnya, ratusan rumah warga yang berada di tepian sungai di Sintang tersebut masih terdampak luapan air.

Geobag merupakan kantong geotekstil berkekuatan tinggi berisi pasir yang tersedia dalam berbagai ukuran dan digunakan di tepian sungai, perlindungan pantai, dan pemecah gelombang lepas pantai.

Baca Juga:Pencarian Anak yang Terseret Sungai Cigunung Sukabumi Kembali Dilanjut

Camat Sintang, Tatang Supriyatna menjelaskan geobag yang dibangun hanya dirasakan sebagai manfaat untuk menghalangi gelombang sungai. Namun untuk kondisi banjir perlu penyempurnaan secara maksimal guna menahan luapan air.

"Untuk Geobag saya kira manfaatnya paling bisa dirasakan saat kalau ada gelombang dari sungai agak terhalang. Tapi kalau untuk menahan banjir saya kira belum berfungsi maksimal mungkin perlu penyempurnaan secara maksimal," katanya kepada Suara.com, Kamis (13/10/2022).

Tatang juga mengungkapkan, sampai saat ini terdapat sebanyak 27 desa dan kelurahan sudah terdampak banjir. Dari data yang didapat, ada belasan ribu jiwa yang terdampak.

"Untuk kecamatan Sintang saat ini 27 desa dan kelurahan sudah terdampak banjir. Namun dengan kadar air yang berbeda beda sesuai kontur tanahnya. Kemudian untuk korban yang terdampak per 12 Oktober 2022 ada 15.640 jiwa dengan 4.892 kepala keluarga, dengan jumlah pengungsi sebanyak 81 kepala keluarga," ungkapnya.

Tatang menyebut bencana banjir saat ini merupakan kondisi langganan yang setiap tahunnya terjadi. Bahkan terdapat warga yang saat ini masih tetap tinggal dirumah mereka masing-masing.

Baca Juga:Air Laut Pantai Sanfur di Babel Menyusut Hingga Terlihat Dasar Pantai, Benarkah Bakal Tsunami?

"Mungkin banjir ini sudah menjadi kondisi langganan yang sering terjadi jadi mereka masih melihat ketinggian air kalau memang masih cukup. Tentunya masih berharap surut dan juga memgantisipasi menjaga rumah dan barang-barang yang ada di rumahnya masing-masing,"sebutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini