Setahun setelah bertugas di perairan Kepulauan Riau, Mattalim dipindahtugaskan ke Pontianak. Namun, sekali lagi ia mengalami kejadian yang tak terlupakan.
Ia mengaku tanpa sengaja menjadi salah satu orang yang mengantar Brigadir Jenderal Moestafa Sjarief Soepardjo atau Brigjen Soepardjo, yang ternyata adalah tokoh penting PKI, ke perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.
"Kami waktu itu disuruh mengawal Panglima Tempur Brigjen Soepardjo ke perbatasan dengan membawa Dharma Wanita. Dan ternyata dia gembongnya PKI," ujarnya.
Dharma Wanita yang mendampingi Brigjen Soepardjo menarik perhatian Mattalim. Awalnya, ia dan rekan-rekannya ditugaskan untuk mengantar sekitar 20 orang Dharma Wanita dari Jakarta ke perbatasan. Namun, ternyata kedatangan mereka tidak bermaksud baik.
"Rupanya disana 'Dharma Wanita' itu dia menghibur tentara-tentara di perbatasan sana, kita yang jaga dan kami menunggu di tepi sungai karena kita diperintah oleh atasan ya kita nurut tapi kita gak tahu, atasan juga gak tahu," jelasnya. jelasnya.
Mattalim menyadari bahwa tindakan tersebut salah, dan ia menyesali pengantaran 'Dharma Wanita' dan Brigjen Soepardjo, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Tempur Ganyang Malaysia.
"Kok bisa jadi orang bodoh, itu kira-kira bulan Juli, kalau tidak salah. Kan pemberontakan PKI terjadi pada 30 September," ungkap Mattalim.
Kini, Mattalim yang telah pensiun dan menjadi veteran, dipercaya kembali menjabat sebagai Ketua Cabang Veteran Kota Pontianak.
Kontributor : Maria