Longsor Timbun Jalan Nasional di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Ribuan Rumah Terendam Banjir

Longsor timbun jalan ke PLBN Aruk, Sambas, akibat hujan ekstrem. Banjir juga landa 4 kecamatan, 3.379 KK terdampak, 1 anak tenggelam. Tim gabungan lakukan evakuasi.

Bella
Kamis, 23 Januari 2025 | 10:15 WIB
Longsor Timbun Jalan Nasional di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Ribuan Rumah Terendam Banjir
Pembersihan jalan dampak longsor di Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Rabu (22/1/2025) secara gotong royong melibatkan aparat Polri, TNI dan masyarakat. ANTARA/HO-BPBD Sambas

SuaraKalbar.id - Bencana longsor kembali melanda kawasan perbatasan Indonesia-Sarawak, Malaysia, tepatnya di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Longsor tersebut menimbun jalan strategis nasional yang menjadi satu-satunya akses menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk.

"Benar pagi tadi terjadi longsor sekaligus juga ada banjir di akses jalan nasional di Kecamatan Sajingan Besar," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas, Nisa Azwarita, Rabu (21/1).

Saat ini, pihak terkait tengah melakukan penanganan dan pembersihan jalan menggunakan alat berat dengan dukungan dari kepolisian, TNI, pemerintah, serta masyarakat setempat. Menurut Nisa, longsor dan banjir ini terjadi akibat hujan ekstrem dengan intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.

"Terjadinya longsor dan di kawasan lainnya di Kabupaten Sambas karena hujan ekstrem dengan intensitas curah hujan yang tinggi," jelasnya.

Baca Juga:Banjir dan Longsor di Sambas Meluas, Pemkab Naikkan Status Tanggap Darurat

Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada saat berkendara di daerah yang rawan longsor dan banjir. "Mari bersama kita terus waspada menghadapi cuaca ekstrem seperti ini sehingga dampak bencana bisa kita hindari atau minimalisir," tambahnya.

Selain longsor di Sajingan Besar, banjir juga melanda beberapa wilayah lain di Kabupaten Sambas. Berdasarkan data BPBD, empat kecamatan yang terdampak banjir adalah Galing, Tangaran, Jawai Selatan, dan Paloh. Akibatnya, sebanyak 3.379 kepala keluarga (KK) terdampak, 2.691 rumah terendam, serta 47 fasilitas umum turut tergenang. Tragisnya, satu anak dilaporkan tenggelam di Kecamatan Galing.

Pemerintah daerah bersama tim gabungan terus melakukan upaya penanggulangan dan evakuasi bagi warga terdampak. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko lebih lanjut akibat bencana ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini