SuaraKalbar.id - Harga daging ayam di sejumlah kota di Kalimantan Barat terus turun hingga mendekati harga normal, yakni Rp26.000 per kilogram pada Maret 2021. Hal ini mendorong terjadinya deflasi sebesar 0,16 persen.
"Komoditas daging ayam ras memiliki andil untuk menahan laju inflasi di Kalbar atau deflasi sebesar 0,0651 persen. Untuk kelompok makanan lainnya yang turut memberikan andil dalam deflasi yakni udang basah sebesar 0,0621 persen, jeruk sebesar 0,0267 persen, cabai merah sebesar 0,0259 persen, dan bayam sebesar 0,0228 persen," ujar Kepala BPS Kalbar, Mohammad Wahyu Yulianto di Pontianak, Jumat (2/4/2021).
Namun, sejumlah komoditas, ujar dia, mengalami kenaikan pada Maret seperti minyak goreng, cabai rawit, bawang putih, mie, daging sapi, buncis, bawang merah, rokok kretek filter, ketimun, dan kacang panjang.
Dari total 12 kota IHK di Kalimantan, ada delapan kota yang mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 0,68 persen dengan IHK sebesar 108,51, sedangkan inflasi terendah terjadi di Banjarmasin sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 107,09.
Baca Juga: Pemprov Kalbar Bakal Bangun Jembatan Korek-Pasak di Kubu Raya
Ia menambahkan, deflasi tertinggi terjadi di Singkawang dengan besaran 0,50 persen dan IHK sebesar 103,80. Sementara, Pontianak mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 106,21.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar Agus Chusaini mengatakan, pandemi COVID-19 dan anomali cuaca masih jadi faktor kuat inflasi di Kalbar. Resiko tersebut di Maret masih terkendali dan harga juga masih stabil sehingga deflasi.
"Potensi resiko bencana alam juga perlu dan terus kita antisipasi sehingga harga pangan yang normal saat ini terus stabil di tengah masyarakat di Kalbar," katanya.
Ia menyakini tingkat inflasi di Kalbar berada sesuai koridor atau sasaran nasional yakni 3 persen kurang lebih 1 persen. Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan TPID provinsi dan daerah sehingga semua dapat terkendali.
"Koordinasi dengan pemerintah daerah melalui TPID terus diperkuat dan maksimalkan," katanya.
Baca Juga: Bejad! Kalah Main Judi, Pedagang Daging Ayam Bunuh Driver Ojek Online
Pola tahunan di Kalbar, tiap kali menjelang atau saat perayaan hari besar agama dan libur panjang nasional maka mengalami inflasi yang dipicu oleh permintaan yang tinggi terhadap pangan strategis. [Antara]
Berita Terkait
-
Damri Usul Pemerintah Kerjasama Transportasi Dengan Malaysia di Perbatasan
-
Bisa Bikin Emak-emak Pusing, Harga Daging Sapi dan Ayam Merangkak Naik
-
Pasca Bom Gereja Makassar, Warga Kalbar Diminta Waspada Opini Menyesatkan
-
Pulang Kampung ke Kalbar, Ribuan Santri Bakal Dites Swab PCR
-
Pemprov Kalbar Bakal Bangun Jembatan Korek-Pasak di Kubu Raya
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Bermesin Bandel, Harga Mulai 20 Jutaan dan Pajak Murah
Pilihan
-
Kolaborasi Ortuseight x Billpro Hadirkan Sepatu Walking Bernyawa Urban dan Filosofis
-
5 Mobil Bekas Tahun Muda Paling Dicari 2025: Irit Bahan Bakar, Tangguh Segala Medan
-
Eks Pelatih Asnawi Mangkualam: Pemain Belanda Banyak Bantah, Gak Punya Mental Juara
-
7 Rekomendasi Jam Tangan Lari Termurah Terbaik, Dilengkapi GPS dan Pantau Jantung
-
Donald Trump Klaim Israel Unggul Perang Lawan Iran, Remehkan Sikap Uni Eropa
Terkini
-
Berminat Kerja di Luar Negeri? Ternyata Ada 1,4 Juta Lowongan Kerja Belum Terisi
-
Bahasan Pastikan SPMB SD dan SMP di Pontianak Berjalan Sesuai Aturan: Tidak Boleh Ada Titipan!
-
Bejat! Nenek Lumpuh di Ketapang Dicabuli Cucu Kandung
-
Enam Tersangka Korupsi Proyek Pengembangan Bandara Rahadi Oesman Ketapang Resmi Ditahan
-
Perempuan Muda di Ketapang Dianiaya Mantan Kekasih, Direkam dalam Keadaan Tanpa Busana