SuaraKalbar.id - Kerajaan Mempawah merupakan cabang dari Kerajaan Tanjungpura. Sejarah Kerajaan Mempawah berdasarkan instruksi pemerintah kolonial Belanda kemudian menunjuk Kesultanan Pontianak untuk menjadi wakil Belanda memimpin semua raja-raja di Kalimantan Barat.
Kerajaan Panembahan Mempawah merupakan salah satu kerajaan bercorak islam yang terletak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sedangkan penguasa kerajaan Mempawah bergelar Panembahan.
Asal kata Mempawah diambil dari istilah "Mempauh" sejenis pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan sungai Mempawah. Pemerintahan Kerajaan Mempawah pada masanya terbagi ke dalam dua periode yang dimulai dari pemerintahan kerajaan suku Dayak berdasarkan ajaran Hindu kemudian beralih pada masa pengaruh Islam.
Pengaruh Islam di kerajaan Mempawah semakin kuat pada era kepemimpinan Opu Daeng Menambun sejak tahun 1740, pemerintahan memadukan antara hukum-hukum adat lama dengan hukum syarat yang bersumber pada ajaran agama Islam.
Baca Juga: Tujuh Kasus Dugaan Korupsi di Kapuas Hulu Diusut, Termasuk Pembangunan Terminal
Pelopor Islam di Kerajaan Mempawah
Pengaruh Islam di kerajaan ini didapat setelah Putri Kesumba dipersunting Opu Daeng Menambun yang berasal dari Kesultanan Luwu Bugis di Sulawesi Selatan. Kakek dari Opu Daeng Menambun merupakan Raja Bugis pertama yang memeluk Islam yang bernama Opu La Maddusila, anak dari Opu La Maddusila yang tak lain merupakan ayah Opu Daeng Menambun yang bernama Opu Tendriburang melakukan perjalanan ke negeri-negeri di tanah Melayu untuk menyebarkan Islam.
Opu Daeng Menambun dan keempat saudaranya memainkan peran penting dalam hal penyebaran agama Islam di semenanjung Melayu dan Kalimantan. Kedatangan Opu Daeng Menambun merupakan permintaan dari Sultan Matan (Tanjungpura), yakni Sultan Muhammad Zainuddin untuk meredam konflik internal yang terjadi di dalam kerajaan Matan.
Opu Daeng Menambun Dianugerahi Gelar Kehormatan
Tahta Kesultanan Matan yang dipimpin oleh Opu Daeng Menambun kala itu sempat diambil paksa oleh Pangeran Agung, saudara Sultan Muhammad Zainudin. Opu Daeng Menambun Bersaudara yang kala itu tengah berada di Johor kemudian berangkat ke Tanjungpura untuk meredam gejolak yang terjadi. Keberhasilan Opu Daeng Menambun bersaudara dalam meredam konflik membuat Sultan Zainuddin menikahkan anak perempuannya yang bernama Puteri Kesumba.
Baca Juga: Pontianak dan Singkawang PPKM Level 4, Stok Pangan Dipastikan Aman
Kemudian konflik kembali terjadi di dalam kesultanan Matan, kali ini konflik berasal dari kedua anak Sultan Muhammad Zainuddin yang mendebatkan siapa yang berhak menjadi pewaris tahta ketika kelak Sultan Muhammad Zainuddin wafat. Konflik ini kembali diselesaikan oleh Opu Daeng Menambun, atas jasanya tersebut Sultan Matan menganugerahkan gelar kehormatan yaitu Pangeran Mas Suna Negara kepada Opu Daeng Menambun.
Opu Daeng Menambun Menetap di Kesultanan Matan
Meskipun konflik telah terselesaikan Opu Daeng Menambun memutuskan untuk menetap di kesultanan Matan bersama istrinya. Singkat cerita kepemimpinan raja-raja yang memimpin Kesultanan Matan, pada tahun 1740 kekuasaan atas Mempawah yang semula dirangkap tahta kesultanan Matan, diserahkan kepada Opu Daeng Menambun dengan memakai gelar yang diberikan Sultan Muhammad Zainuddin. Sedangkan Istri Opu Daeng Menambun menyandang gelar sebagai Ratu Agung Sinuhun.
Islam Menjadi Agama Resmi di Lingkungan Kerajaan
Dibawah kepemimpinan Opu Daeng Menambun Islam ditetapkan sebagai agama resmi di lingkungan kerajaan. Selaras dengan hal itu maka kerajaan diganti dengan kesultanan. Opu Daeng Menambun juga memindahkan pusat pemerintahannya dari Senggaok ke Sebukit Rama yang daerahnya subur, makmur, strategis , dan ramai di didatangi kaum pedagang.
Pengaruh hukum-hukum Islam dalam kehidupan pemerintahan kesultanan Mempawah semakin kuat berkat peran sentral Sayid Habib Husein Alqadrie, seorang penyebar ajaran agama Islam dari Timur Tengah, tepatnya Hadramaut atau Yaman Selatan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
6 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp 50 Juta yang Nyaman untuk Keluarga
-
Bagi-bagi Saldo DANA Kaget! Klik Sekarang dan Rasakan Kejutannya
-
Kebakaran Lahan Meluas di Kalbar, BPBD Kerahkan Tim Gabungan untuk Padamkan Api
-
Bakal jadi Ikon Baru Kalbar, Pemkab Bengkayang Siapkan Rp18 Miliar untuk Bangun Gereja Santo Pius X
-
Satpol PP Pontianak Jaring 43 Anak dalam Razia Jam Malam