Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Minggu, 25 Juli 2021 | 09:29 WIB
Amantubillah, istana Kerajaan Mempawah. (Kemdikbud)

Opu Daeng Menambun Menetap di Kesultanan Matan

Meskipun konflik telah terselesaikan Opu Daeng Menambun memutuskan untuk menetap di kesultanan Matan bersama istrinya. Singkat cerita kepemimpinan raja-raja yang memimpin Kesultanan Matan, pada tahun 1740 kekuasaan atas Mempawah yang semula dirangkap tahta kesultanan Matan, diserahkan kepada Opu Daeng Menambun dengan memakai gelar yang diberikan Sultan Muhammad Zainuddin. Sedangkan Istri Opu Daeng Menambun menyandang gelar sebagai Ratu Agung Sinuhun.

Islam Menjadi Agama Resmi di Lingkungan Kerajaan

Dibawah kepemimpinan Opu Daeng Menambun Islam ditetapkan sebagai agama resmi di lingkungan kerajaan. Selaras dengan hal itu maka kerajaan diganti dengan kesultanan. Opu Daeng Menambun juga memindahkan pusat pemerintahannya dari Senggaok ke Sebukit Rama yang daerahnya subur, makmur, strategis , dan ramai di didatangi kaum pedagang.

Baca Juga: Tujuh Kasus Dugaan Korupsi di Kapuas Hulu Diusut, Termasuk Pembangunan Terminal

Pengaruh hukum-hukum Islam dalam kehidupan pemerintahan kesultanan Mempawah semakin kuat berkat peran sentral Sayid Habib Husein Alqadrie, seorang penyebar ajaran agama Islam dari Timur Tengah, tepatnya Hadramaut atau Yaman Selatan.

Dalam menjalankan pemerintahannya Opu Daeng membentuk pemerintahan kesultanan yang demokratis. Banyak tokoh lintas etnis yang secara sukarela untuk turut mendukung kesultanan Mempawah, terutama tokoh-tokoh dari kalangan Tionghoa dan suku Dayak yang memudahkan Opu Daeng Menambon dalam mengatur kesultanan Mempawah.

Reduksi Kedaulatan di Kerajaan Mempawah, di Era Kolonial Belanda dan Jepang

Kesultanan Mempawah yang berada dalam belenggu Belanda banyak dikendalikan mulai dari bidang ekonomi, pertahanan, politik, bahkan juga urusan internal kesultanan. Ketika Belanda mengalami kekalahan dalam perang Asia Timur Raya dan kemudian Jepang mengambil alih kekuasaan sehingga sistem pemerintahan Mempawah kembali berubah mengikuti keinginan Jepang.

Jepang menjadikan kesultanan Mempawah salah satu dari 12 swapraja dibawah kekuasaan Borneo Minseibu Cokan. Pada tahun 1942, wilayah kesultanan Mempawah berada di bawah wewenang Bun Kei Ri Kan, yaitu jabatan yang sederajat dengan wedana.

Kerajaan Mempawah Bergabung dengan NKRI

Baca Juga: Pontianak dan Singkawang PPKM Level 4, Stok Pangan Dipastikan Aman

Setelah berakhirnya kekuasaan Jepang di tanah air, dan Indonesia menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945, kesultanan Mempawah bergabung dengan NKRI dan menjadi daerah yang termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi Kalimantan Barat.

Load More