Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 22 April 2024 | 18:30 WIB
Aksi kerusuhan di Naik Dango 1 Kota Pontianak. [Instagram/@dayakviral]

SuaraKalbar.id - Beberapa waktu lalu viral di sosial media terkait kerusuhan yang terjadi pada penutupan Naik Dango Pertama Kota Pontianak pada Senin (22/04/2024) dini hari.

Lewat unggahan yang beredar di sosial media, terlihat kerusuhan terjadi di salah satu stand yang berada di bawah rumah Radakng. Sejumlah pelaku yang terlihat tak menggunakan baju tampak mengamuk hingga merusak sejumlah atribut yang berada di stand penjualan.

Kerusuhan tersebut tampak dikerumuni oleh sejumlah pemuda yang berada di lokasi, dan mencoba melerai kerusuhan yang diduga bersumber dari perkelahian tersebut.

Tarjan Sofian, selaku Humas Dewan Adat Dayak (DAD) Kot Pontianak menyebutkan bahwa hingga kini pelaku masih dalam tahap pencarian.

Baca Juga: Video Detik-Detik Tukang Parkir Cek-Cok dengan Karyawan Alfamart di Pontianak

"Pelakunya ini masih kita cari dari pihak DAD nih," ujar Sofian saat dikonfirmasi oleh pihak SuaraKalbar.id pada Senin siang.

Kejadian tersebut dipastikan oleh Sofian terjadi pada sekitar pukul 05.00 WIB, yang dimana berada diluar acara resmi pihak DAD pukul 08.00-00.00 WIB.

Meskipun demikian, pihak DAD sendiri mengakui tak akan lepas tangan dan tengah mencari para pelaku yang dinilai membuat onar.

"Lagi dicari, pelakunya ini ramai jadi kita gak tahu siapa-siapa saja yang terlibat," tambahnya.

Selain itu, nantinya pelaku yang terlibat rencananya akan dikenai hukum adat karena telah membuat kerusuhan pada kegiatan naik dango tersebut.

Baca Juga: Prof Garuda Wiko Angkat Bicara soal Dugaan Joki Mahasiswa di Untan Pontianak

"Iya memang seperti itu perlakuannya (diberi hukum adat)," jelasnya.

Bentuk hukum adat yang akan diberikan kepada para pelaku disebutkan nantinya akan ditentukan oleh temanggung adat.

Sempat viral di media sosial, Sofian turut memberikan pesan agar para netizen yang terbawa informai negatif terkait kerusuhan tersebut karena saat ini masih dalam proses investigasi pihak penyelenggara.

"Kalo bisa jangan membuat narasi yang membuat persepsi yang tidak-tidak karena kita belum tau apa masalahnya," pungkasnya.

Kontributor : Maria

Load More