Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 10 Juli 2024 | 18:58 WIB
Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi UNTAN, Novi Safriadi saat ditemui suara.com di Universitas Tanjungpura Pontianak, Rabu (10/7/2024). (Suara.com/Maria)

SuaraKalbar.id - Baru-baru ini Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak digemparkan dengan adanya 52 ribu data UNTAN yang bocor dan dijual di salah satu darkweb pada Selasa (09/07/2024) siang.

Kabar tersebut diketahui beredar usai diunggah oleh akun X @falconfeedsio. Dalam unggahan yang dibagikan, pemilik akun tersebut menyebutkan seorang anggota dari darkweb BreachForums telah melakukan aksi penjualan terhadap puluhan ribu data yang disebutkan berkaitan dengan ID, email, nama pengguna, kata sandi dan nomor telepon.

"Seorang anggota BreachForums telah memposting tentang pelanggaran data yang signifikan yang melibatkan Universitas Tanjungura, sebuah universitas negeri yang berlokasi di Pontianak," tulis keterangan dalam postingan tersebut.

Terkait hal itu, kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi, Novi Safriadi menyebutkan kejadian tersebut pertama kali ia ketahui pada Senin malam.

Baca Juga: Polisi Gagalkan Aksi Tawuran di Pontianak Utara, 6 ABH Diamankan

"Saya sudah dapat laporan itu Senin malam, dikabarkan dari mahasiswa yang mendapat informasi medsos X. Jadi ada postingan dari salah satu akun X itu yang menyatakan ada data yang diperjualbelikan yang didapatkan dari Untan.ac.id," ujar Safriadi saat ditemui suara.com di gedung Rektorat UNTAN.

Setelah mendapatkan kabar tersebut, pihaknya lantas segera melakukan pengecekan di Darkweb dan melakukan pengecekan secara langsung terkait sampel yang ditayangkan.

"Dapatlah kita informasi memang sample data yang ditayangkan di situ ada sample data mitra dan data mahasiswa. Langsung kita lakukan pengecekan apakah benar data ini ada di server data center kita. Besok paginya kita melakukan penelusuran, alhamdulillah memang data yang dimaksud itu tidak ada di data center yang berada di UPT TIK," jelasnya.

Safriadi menegaskan, data yang dijual tersebut dipastikan tidak memiliki kaitan dengan data center yang memuat data privasi terkait akademik Untan. Meskipun demikian, Safriadi mengakui terdapat beberapa server UNTAN lainnya yang turut memuat beberapa data yang diperlukan di dalam operasional UNTAN meskipun tak selengkap data center.

"Sampai hari ini kita masih terus melakukan pengecekan, karena di untan ini sebetulnya data-data ini beredar tidak hanya di data center. Jadi ada beberapa unit yang memang menggunakan server sendiri, jadi ini memang menjadi PR kita untuk coba memfasilitasi server-server ini berada di data center kita," ujarnya.

Baca Juga: Daftar Cafe 24 Jam di Pontianak

Safriadi sendiri tak menyangkal dugaan adanya kebocoran data tersebut, bahkan update terbaru yang disampaikan olehnya diduga terdapat satu server yang menjadi sasaran peretasan tersebut yang kini telah dimatikan dan akan dioperasionalkan secara offline untuk dilakukan investigasi dan forensik digital.

"Siang tadi (10.00 WIB) sudah juga dapat informasi memang ada ditemukan di salah satu titik ada kemungkinan berada di server tersebut, cuma kita masih melakukan pendalaman apakah betul data yang ditayangkan itu yang bersumber dari server tersebut," ucap Safriadi.

"Itu di luar data center kita, server itu tidak termasuk ke dalam bagian layanan akademik namun masuk juga bagian dari aktivitas yang diperlukan di dalam operasional UNTAN. Data yang beredar itu sebenarnya tidak menyimpan data yang sensitif, apakah itu data mitra atau mahasiswa itu tidak sensitif. Di data mahasiswa itu memang tersimpan nomor hp dan email tapi secara layanan akademik itu tidak akan terpengaruh karena tidak menyimpan username dan password," tambahnya.

Kontributor : Maria

Load More