SuaraKalbar.id - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Kalimantan Barat menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Barat di Jalan Letjen Sutoyo, Pontianak. Aksi ini digelar sebagai respon terhadap kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar yang melanda wilayah Kalimantan Barat.
Dalam orasinya, Krisman Arifin, perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Peduli Kalimantan Barat, mengungkapkan kekecewaan terhadap kelangkaan solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Barat. Ia menyoroti kondisi yang memaksa para sopir harus mengantre berhari-hari untuk mendapatkan solar, namun tetap sulit memperolehnya.
“Mereka harus mengantri berhari-hari, tidak mendapatkan solar bersubsidi. Namun, ketika dari mobil Pertamina datang di SPBU, yang didahulukan itu adalah mobil-mobil siluman, sehingga para sopir ini hanya mendapatkan sisa solar bersubsidi ini karena itulah terjadi kelangkaan, makanya kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak Pertamina,” ujar Krisman.
Krisman juga mengungkapkan dugaan adanya mafia yang bermain di balik kelangkaan solar bersubsidi ini. Dugaan tersebut diperkuat dengan bukti foto truk yang mengambil solar subsidi dalam jumlah besar, serta foto drum penampungan solar bersubsidi di salah satu SPBU di Kabupaten Mempawah.
“Jika dipikir realistis, kalau untuk penggunaan pribadi itu sangat tidak mungkin mengambil solar sebanyak itu. Jadi solar subsidi yang harusnya untuk masyarakat tapi digunakan untuk kepentingan usaha yang lebih besar,” tambahnya.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan empat tuntutan kepada Pertamina. Mereka menuntut agar Pertamina menyalurkan BBM bersubsidi tepat sasaran, mengevaluasi penyaluran BBM bersubsidi jenis solar kepada SPBU di Kalbar, serta memastikan pengawasan yang konsisten terhadap distribusi BBM bersubsidi. Selain itu, mereka meminta Pertamina untuk menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam penyalahgunaan BBM bersubsidi dan memberikan sanksi administratif kepada pengelola SPBU yang melakukan penyelewengan.
Menanggapi aksi tersebut, Sales Branch Manager (SBM) Rayon I Pertamina, Dimas Armadianto, menyatakan bahwa Pertamina tetap berkomitmen untuk menyalurkan BBM sesuai dengan ketentuan pemerintah dan memastikan penyaluran BBM tepat sasaran. Dimas menjelaskan bahwa tantangan suplai BBM semakin meningkat menjelang musim kemarau, terutama akibat menurunnya ketinggian air di Sungai Kapuas yang mengganggu pengiriman dari depot Sintang.
“Depot Sintang kalau masih beroperasi dalam kondisi normal itu 1 jam sudah sampai SPBU. Ketika dialihkan ke Sanggau, membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, karena melihat jaraknya yang cukup jauh dan daratan yang dilalui juga cukup panjang, jadi yang biasanya 1 jam sudah sampai jadi 6 atau 8 jam,” jelas Dimas.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan memastikan bahwa Pertamina terus berupaya semaksimal mungkin agar BBM subsidi dapat diterima oleh masyarakat yang berhak.
Baca Juga: MUI Kalbar Buka Suara soal 18 Petugas Paskibraka Lepas Jilbab di IKN
Berita Terkait
-
MUI Kalbar Buka Suara soal 18 Petugas Paskibraka Lepas Jilbab di IKN
-
5 Rekomendasi Kolam Renang di Pontianak: Segarnya Berenang di Tengah Kota
-
Kalimantan Barat Dapat Kuota 465 Formasi CPNS Tahun 2024
-
Harga Tiket Terbaru Bioskop Pontianak Agustus 2024
-
Rekomendasi Tempat Sarapan Lezat di Pontianak dengan Kuliner Khas Kalimantan Barat
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
Terkini
-
151 Penyandang Disabilitas Terima Paket Sembako dan Nutrisi
-
Petugas Lapas Sintang Gagalkan Penyelundupan Sabu Dalam Paket Makanan
-
Laporan Keberlanjutan BRI Diakui Internasional, Perkuat Posisi sebagai Pemimpin Praktik ESG di Asia
-
Program Yok Kita Gas BRI Kumpulkan Ribuan Kilogram Sampah Plastik dan Kurangi Jejak Karbon
-
3 Mobil Bekas 30 Jutaan Terbaik Tahun 2025, Bandel dan Layak Dibeli