Konon, saat menyusuri Sungai Kapuas untuk mencari lokasi strategis membangun kota, rombongan sultan kerap diganggu oleh makhluk halus yang diyakini sebagai kuntilanak.
Untuk mengusir gangguan tersebut, sultan memerintahkan pasukannya menembakkan meriam ke arah daratan.
Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa meriam digunakan untuk mengusir bajak laut yang mengancam keselamatan pedagang di sungai.
Seiring waktu, penggunaan meriam berkembang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Baca Juga: 3 Eks Pejabat Bank Kalbar Jadi Buronan Kejati dalam Kasus Korupsi Pengadaan Tanah
Pada masa lalu, dentuman meriam tak hanya menjadi alat komunikasi untuk menandakan waktu salat, sahur, atau berbuka puasa, tetapi juga sebagai ekspresi kegembiraan menyambut hari besar Islam, khususnya Idul Fitri.
Menurut Ahmad Sofian, penulis buku Meriam Karbit, Menjaga Tradisi, Memberi Identitas, permainan ini menjadi simbol peradaban masyarakat tepian Sungai Kapuas dan identitas budaya yang unik, yang hanya ditemukan di kampung-kampung tua di Pontianak.
Awalnya, meriam dibuat dari bambu, tetapi seiring perkembangan zaman, bahan berubah menjadi kayu balok berdiameter 50-70 cm dan panjang 5-7 meter.
Proses pembuatannya melibatkan gotong royong, mulai dari melubangi kayu, melilitnya dengan rotan, hingga mengisinya dengan karbit yang dicampur air untuk menghasilkan gas asetilen—bahan yang memicu dentuman keras saat disulut api.
Tantangan dan Harapan Pelestarian
Andri menekankan bahwa meskipun tradisi ini sarat nilai budaya, tantangan pelestarian semakin nyata.
Baca Juga: Dompet Dhuafa hingga BAZNAS Kini Hadir di BRImo, Berzakat & Sedekah Makin Mudah
Selain kelangkaan kayu, biaya produksi meriam yang mencapai jutaan rupiah per unit menjadi beban tersendiri bagi komunitas.
Berita Terkait
-
Lebaran Haji 2025 Tanggal Berapa? Cek Jadwal Libur Nasional Idul Adha dan Cuti Bersamanya
-
Rangkaian Tradisi Seba Baduy yang Digelar Mulai Hari Ini, Libatkan Ribuan Warga Adat
-
Digelar Hari Ini, Berikut Penjelasan Tradisi Seba Baduy, Sejarah dan Makna Dibaliknya
-
Ada Lebaran Betawi di Monas, KCI Tambah Perjalanan KRL
-
Kemeriahan Lebaran Betawi 2025 di Monas
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Mutasi Anak Try Sutrisno Batal Usai Dikaitkan Isu Pemakzulan, Purnawirawan Minta Panglima TNI Cermat
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Murah Rp3 Jutaan untuk Pekerja Keras: Pilih yang Irit atau yang Ngebut?
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
Pilihan
-
Sejarah Baru! Penjualan Mobil Listrik Kalahkan Mobil Hybrid di Kuartal I 2025
-
Bertemu Presiden FIFA di Vatikan, Jokowi Curhat Kondisi Sepak Bola Indonesia
-
Garuda Indonesia Tak Kuat Bayar Biaya Perawatan Pesawat, Erick Thohir Mau Panggil Wamildan Tsani
-
Persib Bandung Terancam Gagal Juara BRI Liga 1 2024/2025 Gara-gara Persebaya, Begini Hitungannya
-
Jual Data Demi Uang: Warga Bekasi Antre Pindai Retina di Worldcoin
Terkini
-
Harga Emas Antam Naik Rp3.000 per Gram, Buyback Tembus Rp1,75 Juta: Simak Rinciannya
-
Klaim Dana Kaget Hari Ini, Gratis dan Tanpa Syarat
-
BRI Ungkap Strategi Jitu Hadapi Ekonomi Global: Fokus CASA dan Digitalisasi
-
Jangan Lewatkan! Klaim Dana Kaget Hari Ini dan Dapatkan Saldo DANA Gratis dari Link Resmi Ini
-
Peran BRI Dalam IPPA Fest 2025: Binaan Berkarya, Inklusi Finansial Terbuka Luas