Kondisi Terakhir Wali Kota Banjarbaru Sebelum Meninggal Akibat Covid-19

Wali Kota Banjarbaru Nadjmi meninggal dunia pada Senin dini hari.

Rizki Nurmansyah
Senin, 10 Agustus 2020 | 17:07 WIB
Kondisi Terakhir Wali Kota Banjarbaru Sebelum Meninggal Akibat Covid-19
Foto kolase Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19.

SuaraKalbar.id - Kabar duka datang dari Pemerintah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Wali Kota Nadjmi Adhani meninggal dunia akibat Covid-19, Senin (10/8/2020).

Wali Kota Banjarbaru Nadji Adhani meninggal di RSUD Ulin Banjarmasin setelah sebelumnya dirawat di RSD Idaman Banjarmasin. 

Nadjmi menghembuskan nafas terakhir pada Senin dini hari setelah berjuang melawan Covid-19.

Plt Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, MS Jehan mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya maksimal dalam memberikan perawatan kepada Wali Kota Banjarbaru.

Baca Juga:Diduga Tegang Saat Tes Swab, Wanita Ini Remas Kemaluan Petugas Kesehatan

"Kami juga berikan ventilator kepada beliau," kata Jehan usai mengikuti salat jenazah di Gedung Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Ulin Banjarmasin, Senin (10/8/2020).

Plt. Direktur RSUD Ulin Banjarmasin MS Jehan menyampaikan kondisi terakhir Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani saat perawatan di RS, Senin (10/8/2020). [Foto: Kanalkalimantan.com]
Plt. Direktur RSUD Ulin Banjarmasin MS Jehan menyampaikan kondisi terakhir Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani saat perawatan di RS, Senin (10/8/2020). [Foto: Kanalkalimantan.com]

Di lain pihak, Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Ulin Banjarmasin, dr. Among Wibowo mengatakan, Nadjmi telah mendapatkan perawatan standar Covid-19.

Salah satunya, menjalani perawatan di ruang ICU Covid-19 di rumah sakit terbesar di Kalsel ini.

"Beliau sudah mendapatkan terapi plasma konvalesen, kemudian terapi-terapi lainnya untuk menaikkan hemoglobin," ungkap Among.

Ditambahkannya, sehari sebelum wafat, kondisi Wali Kota Banjarbaru mengalami penurunan atau desaturasi. Bahkan, saturasi Nadjmi sempat menyentuh angka 40 persen.

Baca Juga:Dinas PUPR Mataram Resmi Buka Tender Proyek Irigasi Senilai Rp4,6 miliar

"Normalnya saturasi itu 95 hingga 100 persen. Sedangkan ini saturasi turun jauh sampai 40 persen. Sehingga diberikan tindakan-tindakan khusus," imbuh Among.

Setelah diketahui mengalami desaturasi, tim dokter melakukan penatalaksanaan pada Minggu (9/8/2020) pagi pukul 09.00 WITA dengan memberikan ventilator kepada Nadjmi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini