Sulhan Menahan Tangis, Rela Berutang Buat Kerja di Malaysia Malah Diamankan

Sulhan kerja di Malaysia untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Husna Rahmayunita
Selasa, 26 Januari 2021 | 13:05 WIB
Sulhan Menahan Tangis, Rela Berutang Buat Kerja di Malaysia Malah Diamankan
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Pontianak, Andi Kusuma Irfandi berbincang dengan enam WNI yang diamankan di Entikong, Senin (25/1/2021) malam. (Suara.com/Ocsya Ade CP)

Aksi yang dilakukan Sulhan dan lima saudaranya ini terbilang nekat. Padahal, beberapa di antara mereka pernah bekerja di Malaysia melalui jalur resmi.

Pada 2014 lalu, Sulhan pernah bekerja secara resmi di kebun sawit di Malaysia bagian barat, yakni Johor Baru. Tapi, karena kondisi pandemi saat ini, membuat mereka nekat lewat jalur ilegal.

"Sekarang coba di Malaysia Timur. Memberanikan diri nekat lewat jalur tak resmi. Karena tuntutan hidup. Kami nekat lewat jalur tidak resmi, karena kan belum ada buka pintu perbatasan," akunya.

Pos Lintas Batas Negara Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (21/12/2016). [Dok Kementerian PUPR]
Pos Lintas Batas Negara Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (21/12/2016). [Dok Kementerian PUPR]

Awalnya, Sulhan merasa tertantang dan tertarik ketika mendapat kabar dari kawan sekampungnya yang sukses bekerja di Malaysia. Kebetulan, ada agen yang juga warga Lombok menawarkan jasa penyalur tenaga kerja.

Baca Juga:Viral! Pemuda Modif Sepeda Motor Amfibi, Warganet: The Real Motor Bebek!

"Kami tertarik kerja di Malaysia melihat teman-teman yang lolos (jalur ilegal). Sebulan kerja sudah bisa kirim duit ke kampung," katanya.

Apalagi, ada tuntutan perekonomian yang memaksanya untuk berbuat nekat. Sementara, diakui Sulhan, di Lombok yang kaya akan pariwisata itu susah mendapatkan kerjaan untuk yang tidak sekolah tinggi seperti dirinya.

"Saya tidak sekolah tinggi, hanya bisa jadi kuli bangunan. Kadang seminggu kerja, seminggu tidak. Makanya kami mau ikut masuk dan ingin kerja tetap di Malaysia. Demi memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.

Ternyata, Sulhan terbuai akan janji si agen. Bahkan, ia rela berutang dengan tetangga untuk ongkos berangkat dan membayar agen sebesar Rp 7 juta per orang.

"Bayar ke teman yang urus, orang Lombok juga. Bayar segitu, janjinya dapat kerja di Malaysia. Paspor tidak dibuat. Uang itu hanya untuk transportasi pesawat dari Lombok dan perjalanan ke Malaysia," terangnya.

Baca Juga:Dibagikan Cuma-cuma, Pria Beri 100 Tablet Android untuk Siswa Kurang Mampu

Sulhan mengaku, semua yang dilakukan ini juga demi pendidikan anak-anaknya. Ia tak mau kedua anaknya seperti dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini