- Banjir rob di Pontianak Barat pada Senin (8/12/2025) memaksa evakuasi 21 warga ke dua lokasi aman sementara.
- Pemerintah Kota menetapkan status siaga satu dan memprioritaskan penyelamatan jiwa warga rentan terdampak.
- Distribusi logistik telah dimulai sejak Jumat, sementara puncak pasang air diperkirakan terjadi hingga tanggal 10 Desember.
SuaraKalbar.id - Banjir rob yang melanda wilayah Pontianak Barat, Kalimantan Barat, menyebabkan sedikitnya 21 warga harus dievakuasi, terdiri dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia yang sedang sakit. Mereka ditempatkan sementara pada dua titik aman, yakni Aula Kantor Camat Pontianak Barat dan Masjid Al Amin, Senin 8 Desember 2025.
"Enam warga kita ungsikan sementara di Kecamatan Pontianak Barat, tepatnya di dekat Puskesmas. Sedangkan 15 orang yang mengungsi di Masjid Al Amin," kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, melansir Antara.
Pemerintah bersama jajaran camat dan lurah terus melakukan pemantauan terhadap warga yang rumahnya kemasukan air, terutama mereka yang lanjut usia, lumpuh atau dalam kondisi sakit. Jika ditemukan warga rentan yang terdampak, mereka akan segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
"Fokus utama kita adalah penyelamatan jiwa. Warga yang sakit atau rentan langsung kita amankan dan kita rawat. Setelah itu baru kita lihat kondisi bangunan dan penanganan selanjutnya," ujarnya.
Pemkot Pontianak menetapkan status siaga satu dan mengerahkan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memonitor kondisi lapangan bersama instansi terkait.
Dirinya menyebutkan bahwa puncak pasang air diperkirakan terjadi hingga tanggal 10, dan mulai turun pada tanggal 11 meski secara bertahap.
"Air turun secara perlahan, dari 1,8 meter menjadi 1,7 lalu 1,6. Penurunannya tidak drastis, sehingga kita minta warga tetap waspada," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya pengungsi, Pemkot telah menyiapkan sejumlah lokasi sebagai titik evakuasi. Di antaranya Rusunawa Nipah Kuning, beberapa aula kecamatan di wilayah timur, serta titik-titik pengungsian di wilayah utara dan Pontianak Barat.
Dari data pemantauan Pemerintah Kota, kawasan yang paling terdampak berada di sepanjang bantaran Sungai Kapuas, mulai dari Yuka hingga Jeruju I. Kondisi tersebut diperparah oleh angin dan ombak yang menyebabkan air masuk ke permukiman.
Terkait dukungan logistik, Edi memastikan bahwa bantuan bagi warga terdampak telah mulai disalurkan. Khusus bagi lansia yang tengah dirawat, pemerintah menjamin pelayanan kesehatan tetap ditangani melalui BPJS.
“Sejak Jumat kemarin kita sudah distribusikan bantuan logistik berupa makanan untuk kebutuhan 3–5 hari ke depan. Pemerintah kota hadir untuk memastikan warga terdampak mendapatkan penanganan yang layak," jelasnya.
Edi juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, memantau perkembangan informasi resmi, dan segera melapor jika membutuhkan bantuan evakuasi.
Rajali, satu di antara warga Jeruju 1 yang terdampak banjir mengaku tak menyangka kondisi air pasang begitu tinggi.
"Rumah saya rendah, jadi air masuk setinggi paha. Baru kali ini tinggi, terkejut saya, karena sebelumnya belum pernah seperti ini," katanya.