SuaraKalbar.id - Kota Singkawang, Kalimantan Barat kembali mendapat predikat kota paling toleran di Indonesia tahun 2020 versi Setara. Singkawang berada di urutan kedua menyusul Salatiga.
Ini bukan kali pertama, Singkawang dinilai sebagai kota paling toleran versi Setara Institute yang bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Predikat itu sempat disandang pada 2018.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie patut berbangga atas prestasi yang kedua kalinya ini. Menurut dia, kota yang dipimpin dari dulunya memang sudah aman dan selalu mengedepankan rasa toleransi.
"Kota Singkawang dari dulu paling aman, dengan visi Singkawang Hebat yaitu salah satunya harmonis. Itu selalu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa harmonis dan toleransi adalah kunci utama kemajuan daerah," kata dia kepada SuaraKalbar.id, belum lama ini.
Baca Juga:Singkawang Termasuk Kota Paling Toleran, Ini Kata Wali Kota Tjhai Chui Mie
Ia mengatakan, jika orang mendengar kata toleran maka akan mudah berinvestasi karena aman. Jika tidak toleran maka tidak aman lalu akan berdampak pada investasi.
"Ini yang selalu dan setiap hari saya sampaikan dalam kesempatan apapun," ujarnya.
Ia mencontohkan, ketika terpilih menjadi Wali Kota yang saat itu berdekatan dengan hari raya Idul Fitri, Tjhai Chui Mie membuat Ramadan Fair, Pasar Juadah di Kota Singkawang.

"Ini sebelum-sebelumnya belum ada. Sebelumnya hanya ada perayaan Imlek dan Cap Go Meh," katanya.
Lalu, sambung dia, pada Desember selalu ada Singkawang Christmas Day. Pihaknya menghias untuk perayaan Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga:Asal Usul Perayaan Cap Go Meh dan Fakta Uniknya
"Kita ingin menunjukkan kepada semua bahwa kita menyatakan toleransi bukan sekedar perkataan tapi langsung aksi. Kita melibatkan seluruh paguyuban yang ada di Kota Singkawang," tegasnya.
Kemudian, sikap toleransi lainnya adalah pada pelaksanaan Imlek dan Cap Go Meh. Pada saat itu, setiap malamnya pasti digelar seni budaya dari berbagai etnis.
"Semua etnis tampil. Lalu pada sektor ekonomi, sosial dan budaya, seluruh etnis ada di dalamnya. Termasuk pada pemerintahan Kota Singkawang," ujarnya.
Inilah pembuktian bahwa Kota Singkawang sangat mengedepankan rasa toleransi. Tjhai Chui Mie mencontohkan, setiap kegiatan suatu keagamaan atau budaya suatu etnis, maka yang dilibatkan sebagai panitia juga ada dari agama maupun etnis lain.

"Kita mengajak anak muda untuk bisa bekerja bersama. Kita tanamkan terus. Sehingga tidak ada rasa saling curiga. Jika sudah curiga maka bagaimana akan berkerja dengan baik. Kita ingin mengemas dengan baik dan menonjolkan apa yang bisa dilakukan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri," ujarnya.
Karena, kata dia, Kota Singkawang adalah miniatur Indonesia. Sebagai miniatur Indonesia, pihaknya akan mengupayakan agar di Singkawang bisa membuat agenda wisata tahunan. "Setiap bulan ada agenda wisata yang bisa dilaksanakan. Dan, itu bisa melibatkan semua suku dan agama," katanya.