3. Tutang

Tutang juga disebut sebagai tato. Masyarakat Suku Dayak percaya bahwa tato merupakan simbol dari berbagai kekuatan, hubungan dengan Tuhan, perjalanan kehidupan, dan lain sebagainya.
Sebelum melakukan prosesi penatoan, seseorang harus menjalani berbagai ritual tertentu. Uniknya, tradisi ini bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Bahkan, tato juga bisa dijadikan penanda kedewasaan seseorang. Bagi laki-laki, tato bunga terong menjadi penanda kedewasaan, sedangkan bagi perempuan, tato tedak kassa yang menjadi penandanya.
Baca Juga:Gaet Pelancong, Naik Dango Dibidik Jadi Agenda Wisata Tahunan Singkawang
4. Tiwah
Apabila di Bali ada upacara Ngaben atau di Sulawesi Selatan memiliki Rambu Solo, di Kalimantan ada tradisi bernama Tiwah.
Mirip ngaben atau rambu solo, tiwah juga merupakan tradisi upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak.
Dalam tradisi ini, jasad orang yang meninggal akan dibakar tulang-belulangnya. Tradisi ini dipercaya dapat mengantarkan arwah menuju dunia akhirat atau Lewu Tatau.
Baca Juga:Sejarah Tugu Khatulistiwa, Ikon Wisata Tersohor Pontianak
![Ribuan masyarakat adat Suku Dayak mengikuti Pekan Gawai Dayak ke-32 di kawasan rumah adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/05/20/43655-pekan-gawai-dayak.jpg)
Manajah antang bisa dipahami sebagai berburu musuh. Dalam upacara ini, sesepuh Suku Dayak akan berkomunikasi dengan arwah leluhurnya melalui burung antang.
Ini dilakukan untuk mencari keberadaan musuh sebelum peperangan terjadi. Selain itu, saat ini, manajah antang digunakan untuk mencari suatu petunjuk
Itulah 5 tradisi unik Suku Dayak diKalimantan.
Kontributor : Sekar Jati