Rumah Adat Kalimantan Barat dan Keunikannya

Rumah ini sempat memperoleh rekor MURI dunia.

Husna Rahmayunita
Selasa, 27 Juli 2021 | 14:48 WIB
Rumah Adat Kalimantan Barat dan Keunikannya
Rumah radakng, rumah adat Kalimantan Barat. (YouTube/Maybi Prabowo)

SuaraKalbar.id - Rumah adat Kalimantan Barat dan sisi uniknya. Identitas suatu suku bangsa terdapat di lagu-lagu daerah, baju adat daerah, hingga rumah adat yang menjadi tempat berlindung dan tinggal suku tersebut.

Rumah adat daerah dibangun berdasarkan satu unsur kebudayaan dalam masyarakat suku tersebut. Di Kalimantan Barat, dikenal rumah adat yakni rumah Radakng.

Jika berjalan-jalan ke TMII kamu pasti akan melihat banyak anjungan dari berbagai provinsi di Indonesia yang berjajar di sepanjang kiri jalan. Salah satunya adalah anjungan atau rumah adat Kalimantan Barat yang disebut dengan rumah Panjang, rumah Betang, atau rumah Radakng yang menjadi rumah bagi suku Dayak. Serta keberadaannya sekarang yang semakin hilang tergerus perkembangan zaman.

Rumah Radakng, berdiri di jalan di komplek perkampungan budaya di Jl Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak, menjadi rumah adat terbesar yang ada di Indonesia serta menjadi landmark kota Pontianak selain Tugu Khatulistiwa.

Baca Juga:Resep Bubur Pedas Khas Sambas, Kuliner Lezat Kalimantan Barat

Rumah Radakng di Pontianak. (Instagram/@mael_roslan)
Rumah Radakng di Pontianak. (Instagram/@mael_roslan)

Dikatakan sebagai rumah adat terbesar dikarenakan memiliki panjang 138 meter dengan lebar 6-7 meter dan terdapat sekitar 50 ruangan. Karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan dengan rumah-rumah adat lainnya, rumah Radakng ini sempat memperoleh rekor MURI dunia.

Konstruksi bangunannya terbuat dari kayu dengan ketinggian sekitar 5-8 meter, bangunan ini ditopang oleh tiang penyangga yang sekaligus berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas dan bencana banjir.

Karakteristik Rumah Radakng

Rumah Radakng di Pontianak. (Instagram/@joan4r4)
Rumah Radakng di Pontianak. (Instagram/@joan4r4)

Karakteristik atau keunikan dari rumah adat satu ini adalah, tangga atau hejot harus berjumlah ganjil.

Burung Enggang sebagai pandemik khas Kalimantan Barat ini juga dijadikan simbol kegagahan dan kekuatan dari rumah ini. Rumah adat Radakng atau Panjang ini terbagi ke dalam empat bagian utama, yaitu :

Baca Juga:5 Air Terjun di Bengkayang, Tak Kalah Eksotis dari Niagara

  1. Pante , bagian depan rumah yang dijadikan sebagai teras rumah
  2. Samik , ruang tamu sekaligus ruang keluarga atau dijadikan tempat musyawarah adat
  3. Bilik, merupakan kamar tidur bagi penghuni rumah
  4. Uakng Mik , bagian belakang rumah yang berfungsi sebagai dapur

Filosofi Rumah Radakng

Tak hanya sekedar bangunan untuk berlindung saja, tetapi rumah adat Radakng memiliki filosofi sesuai dengan bentuk serta peruntukannya yang mendeskripsikan sifat kebersamaan dan toleransi antar anggota keluarga.

Hulu dan hilir rumah harus searah matahari terbit dan terbenam, yang melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, yang dimulai dari fajar hingga senja. Pada bagian depan rumah ini terdapat patung dari kayu ulin yang menyerupai manusia, digunakan dalam ritual mengantar arwah leluhur ke alam surga, serta mengusir roh-roh jahat.

Secara garis besar rumah Radakng ini mengutamakan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Selain rumah Panjang atau Radakng ini juga ada rumah adat Kalimantan Barat lainnya yaitu rumah adat Baluk

Rumah Adat Baluk

Rumah adat baluk, rumah adat Kalimantan Barat. (Instagram)
Rumah adat baluk, rumah adat Kalimantan Barat. (Instagram)

Rumah adat suku Dayak Bidayuh yang berada di Kalimantan Barat selanjutnya adalah rumah adat Baluk. Berbentuk bundar dengan diameter kurang lebih 10 meter dan ketinggian kurang lebih 12 meter disanggah sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang bentuknya menyerupai titian.

Fungsi dari rumah adat Baluk sebagai tempat acara ritual tahunan (nibak'ng) setelah usai musim menuai padi dan untuk menghadapi musim penggarapan ladang tahun berikutnya.

Itulah rumah adat Kalimantan Barat.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini