Habib Husein Sebut Intoleransi dan Radikalisme Masih Menjadi PR Bersama

Kemerdekaan melawan intoleransi dan radikalisme itu masih menjadi pekerjaan rumah kita,

Bella
Sabtu, 20 Agustus 2022 | 07:10 WIB
Habib Husein Sebut Intoleransi dan Radikalisme Masih Menjadi PR Bersama
Pendakwah milenial Habib Husein Ja'far Alhadar. ANTARA/HO-PMD BNPT

SuaraKalbar.id - Habib Husein Ja'far Alhadar menilai upaya memerdekakan Indonesia dari intoleransi dan radikalisme masih menjadi pekerjaan rumah bersama yang perlu diselesaikan oleh segenap bangsa Indonesia.

"Kemerdekaan melawan intoleransi dan radikalisme itu masih menjadi pekerjaan rumah kita," ungkap Habib Husein, dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Menurut Habib Husein, hingga saat ini media digital Tanah Air belum merdeka dari intoleransi dan radikalisme.

Habib Husein mengungkapkan kondisi tersebut ditunjukkan oleh hasil riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (PPIM UIN) Jakarta pada tahun 2021 yang menyebutkan, dari keseluruhan konten yang ada di media digital, jumlah konten bermuatan tidak moderat mengalami peningkatan sebesar tiga kali lipat dibandingkan konten moderat yang hanya berjumlah sekitar 20 persen.

Baca Juga:Madura United Kokoh di Puncak Klasemen Setelah Menang Hanya Sebiji Gol Lawan Dewa United

"Konten yang tidak moderat itu menguasai lebih dari 60 persen perbincangan di media digital. Nah oleh karena itu, ini menjadi kerja bersama kita semua, bukan hanya antar-bidang, melainkan juga antar-gender," kata dia.

Selanjutnya, sebagaimana tema peringatan HUT Ke-77 RI "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat", Habib Husein memaknai 77 tahun kemerdekaan Indonesia sebagai momentum bagi bangsa ini untuk pulih lebih cepat dari segala dorongan nafsu dan egoisme serta bangkit lebih kuat dari segala isu sektarian atau diskriminatif yang bersifat politik identitas pemecah belah kebinekaan.

Selain itu, dirinya juga menilai tantangan kebangsaan yang harus dihadapi oleh seluruh pihak saat ini adalah menerjemahkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Menurutnya, narasi-narasi baru dibutuhkan agar generasi muda mampu menghayati nilai Pancasila sesuai dengan perspektif dan cara mereka.

"Jadi, tidak lagi soal menghafal Pancasila. Tidak lagi soal itu, tapi soal bagaimana mereka menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan ragam fenomena yang baru," kata Habib Husein.

Dirinya melanjutkan, upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila itu dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mendorong percepatan edukasi dan moderasi melalui propaganda persatuan, sebagaimana kemerdekaan bangsa dicapai melalui persatuan.

Baca Juga:2 Pemain Keturunan yang Kariernya Melesat Usai Batal Bela Timnas Indonesia, No.2 Selangkah Lagi Main di Liga Champions

"Edukasi dan moderasi untuk menuju persatuan di tengah perbedaan itu menjadi kekuatan utama kita dari dulu. Tanpa keduanya, kita tidak akan pernah bisa merdeka dari segala tantangan yang ada, baik itu korupsi, kemiskinan, maupun lain sebagainya," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini