SuaraKalbar.id - Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah mempersiapkan langkah monumental melalui pembangunan Gereja Katolik Santo Pius X Bengkayang.
Proyek ini diproyeksikan menjadi ikon baru bagi daerah, bahkan Kalimantan Barat, dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp18 hingga Rp20 miliar.
Peletakan batu pertama pembangunan gereja ini dilakukan pada Senin (9/6) oleh Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis.

Dalam sambutannya, Bupati Darwis menegaskan komitmen penuh pemerintah daerah di bawah kepemimpinannya untuk mendukung pembangunan gereja yang digadang-gadang akan menjadi landmark kebanggaan masyarakat Bengkayang.
Baca Juga:Indonesia Bakal Ekspor 2 Ribu Ton Beras per Bulan ke Negeri Jiran, Kalbar Jadi Ujung Tombak!
“Pembangunan gereja ini direncanakan setelah pembangunan Aula Paroki Santo Pius X Bengkayang dengan perkiraan nilai anggaran antara Rp18 sampai Rp20 miliar. Kita akan menganggarkan di Tahun 2026 untuk membangun gereja yang fundamental dan ikonis di Bengkayang,” ujar Darwis.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Gereja Santo Pius X dirancang menjadi pusat kegiatan rohani, sosial, hingga budaya.
Rancang bangun yang direncanakan akan mengusung gaya arsitektur modern namun tetap sarat nilai spiritualitas Katolik, menjadikannya tidak hanya tempat suci, tetapi juga ruang multifungsi untuk acara pernikahan, pertemuan, hingga kegiatan lintas komunitas.
“Gereja ini tidak hanya untuk beribadah. Kami ingin menjadikannya tempat yang hidup — tempat umat berkumpul, merayakan peristiwa penting, dan memperkuat ikatan sosial,” tambah Darwis.
Bupati juga menyebutkan bahwa pembangunan rumah ibadah ini akan menjadi salah satu bentuk kontribusinya yang dikenang oleh masyarakat Bengkayang.
Baca Juga:10 Kampus Favorit di Kalimantan Barat, Ternyata Tak Cuma Ada di Pontianak!
Ia mengajak seluruh umat Katolik di Bengkayang, bahkan lintas denominasi gereja lain, untuk bergandengan tangan dalam menyukseskan proyek ini.
“Pemerintah akan bantu dari sisi anggaran, tetapi partisipasi umat juga sangat penting. Kita harap ada gerakan bersama, termasuk dari umat gereja lain, demi mewujudkan pembangunan gereja ini,” ucapnya.
Lebih lanjut, Darwis menekankan bahwa pembangunan Gereja Santo Pius X memiliki makna lebih luas.
Ia menyebutkan bahwa proyek ini mencerminkan semangat persatuan, toleransi, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam pembangunan daerah.
Keberadaan gereja ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya harmoni antarumat beragama.
“Ini bukan hanya soal bangunan fisik, tetapi tentang harapan baru. Tentang bagaimana kita menghadirkan simbol kebersamaan dan persaudaraan dalam keberagaman,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Bengkayang optimis, kehadiran Gereja Katolik Santo Pius X akan membawa dampak positif, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam sektor pariwisata.
Bangunan gereja ini diyakini mampu menarik minat wisatawan religi yang ingin melihat lebih dekat kehidupan keberagamaan masyarakat Kalbar yang harmonis.
“Dengan arsitektur yang modern dan spiritualitas yang kuat, gereja ini diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan masyarakat Bengkayang sekaligus daya tarik wisata religi,” kata Darwis.
Pembangunan gereja ini juga dinilai strategis dalam mendorong geliat ekonomi lokal. Seiring bertambahnya kunjungan umat dan wisatawan, sektor UMKM, jasa transportasi, dan akomodasi di Bengkayang diperkirakan akan ikut tumbuh.
Pemerintah Kabupaten Bengkayang akan mengatur perencanaan pembangunan secara bertahap, termasuk pelibatan arsitek profesional, pelaksana proyek konstruksi terpercaya, serta konsultasi intensif dengan pihak gereja dan masyarakat sekitar.
Komitmen ini mempertegas arah kebijakan pembangunan yang inklusif dan berbasis kebutuhan spiritual masyarakat.
Bupati Sebastianus Darwis berharap seluruh lapisan masyarakat Bengkayang turut mendukung dan mengawal proses pembangunan Gereja Katolik Santo Pius X agar bisa rampung tepat waktu dan memberikan manfaat luas bagi seluruh warga.
“Dengan semangat kebersamaan dan saling mendukung, saya yakin Gereja Santo Pius X akan menjadi warisan rohani dan sosial yang akan terus hidup dalam ingatan generasi Bengkayang ke depan,” pungkas Darwis.
ANTARA