Ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
Demikian juga dengan Surat Edaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor: SE.526 Tahun 2015 mengatur tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh dan/atau Produk Turunannya.
Berbagai pihak menyuarakan protes karena khawatir tindakan pengerukan berlebihan akan membuat habitat dan ekosistem yang ada di Pulau Gelam hancur. Banyak pihak pun menyayangkan lolosnya izin tambang oleh pusat tanpa kajian mendalam.
Jika penambangan tidak di stop dan terus berlanjut beroperasi, Pulau Gelam dan penghuninya akan tinggal nama.
Baca Juga: Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam
Banyak upaya dilakukan untuk melindungi ekologi dan habitat di Pulau Gelam. Dari mulai aduan, petisi hingga laporan ke Polda Kalbar untuk membuat tambang tidak lagi beroperasi.
“Ini upaya masyarakat dan yayasan untuk menghentikan tambang itu,” ucap Setra.
Dalam faktanya, habitat penyu makin tahun makin menipis. Ini berakibat jumlah reptile ini makin berkurang. Penyu hijau misalnya. Dalam penelitian Wawan Kurniawan, Erianto, Iswan Dewantara yang diterbitkan di Jurnal Hutan Lestari (2020) menyebutkan populasi penyu hijau terus menurun.
Salah satu penyebabnya adalah banyaknya vegetasi yang rusak sehingga penyu enggan mau mendarat untuk bertelur. Padahal, area hidup penyu ini harus stabil.
Dalam penelitian itu mencatat habitat peneluran penyu hijau tidak boleh rusak, baik fisik dan morfologi penyusun pantainya. Ekosistem pantai tempat peneluran penyu harus terjaga karena secara tidak langsung akan berpengaruh pada proses perkembangbiakan penyu.
Baca Juga: Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
Bisa dibayangkan jika habitat mereka rusak oleh eksploitasi tambang, maka proses pembuahan dan bertelur akan sulit. Kebingungan ini yang akan menimpa psikologis penyu hijau saat hendak bertelur dan menciptakan generasi tukik untuk keberlangsungan ekosistem alam.
Kepunahan Mengintai
Yayasan Webe Ketapang mencatat pergerakan migrasi penyu dari sekitar pulau-pulau kecil di kawasan konservasi Kendawangan cukup massif mengingat kondisi alam yang masih stabil.
Namun, kondisi ini akan berubah seiring adanya aktivitas komersil yang merusak. Webe mencontohkan, kepunahan penyu di Pulau Bawal. Dulu, Pulau Bawal jadi pusat penyu diantara pulau-pulau di Kawasan konservasi. Namun, sejak masuk perusahaan sawit dan invasi besar-besaran, keberadaan penyu di sana tinggal nama.
Webe khawatir hal sama juga akan berlaku di Pulau Gelam. Pulau Gelam kaya akan pasir kuarsa. Izin dua perusahaan untuk bisa melakukan kegiatan tambang akan merugikan habitat yang hidup di sana.
Untuk mengungkap sejauh mana ancaman keberadaan tambang, saya menemui Dosen Ilmu Kelautan Ketua Jurusan Kajian Hosenografi Pesisir MIPA Universitas Tanjungpura, Arie Antasari Kushadiwijayanto.
Ia menegaskan, kegiatan seperti pertambangan rentan merusak kondisi lingkungan, tak terkecuali perairan dan ekologinya.
Berita Terkait
-
Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam
-
Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
-
Modus Menggangsir Penerbitan SKT Pulau Gelam
-
Indonesia Perluas Konservasi Perairan Lepas Pantai Hingga 30 Persen Termasuk di Kalbar, dari KKR Sampai Kayong Utara
-
Hilang di Area Pertambangan, Pemuda Ini Ditemukan Meninggal Dunia dengan Kondisi Sudah Tidak Bisa Dikenali
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
Terkini
-
Tangguh Hadapi Persaingan, UMKM Kuliner Binaan BRI Ekspansi ke Pasar Internasional
-
Gandeng CIC Untan, Aston Pontianak Gelar 'Fun Chem 2025', Liburan Seru dan Edukatif untuk Anak-anak
-
Kualitas Udara Pontianak Memburuk, Wali Kota Imbau Warga Kurangi Aktivitas Luar Ruangan
-
Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025
-
Bukan Saksi Ahli! Mantan Pimpinan KPK Ungkap Peran Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji