Kata dia, kawasan perairan Kendawangan Ketapang mirip dengan kawasan lain di Kalbar seperti Kota Pontianak, Mempawah, Sambas masih baik mengingat aktivitas dan jumlah penduduk tidak terlalu banyak seperti kondisi di Pulau Jawa.
Sementara jika ditarik lebih spesifik untuk Pulau Gelam tak jauh berbeda jika itu berkutat terhadap aktivitas warga setempat. Namun, akan berbeda jika ada kegiatan komersil, seperti pertambangan dan sawit.
Arie menuturkan, kondisi terganggu hingga bisa berbahaya jika ada kegiatan yang mengganggu aktivitas ekologi, apalagi di zona inti maupun perairan sekitar.
“Karena belum ada penelitian di sana, kita tidak tahu dampaknya. Pelepasan zat-zat radioaktif seperti apa. Tapi, diri banyak kasus yang ada tentu akan berbahaya jika ada sedimen yang dihasilkan akibat kegiatan pertambangan maupun sawit,” terang dia.
Baca Juga: Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam
Meski hal itu pun harus dilihat cara yang dilakukan perusahaan saat melakukan aktivitas kerja atau jika itu kasus tambang. Paling dikhawatirkan dari tambang adalah materi limbahnya.
“Adanya pelepasan sedimen ke laut dari pengolahan, logam-logam berat yang melebihi ambang batas dan itu jelas membahayakan ekosistem di sana jika masif aktivitas tambangnya,” terang dosen aktif ini.
Untuk tahu lebih jelas kondisi ekologi Pulau Gelam terbaru, perlu penelitian lebih lanjut. Kelemahannya saat ini adalah penelitian tentang kawasan Konservasi Kendawangan, terutama Pulau Gelam yang kontroversi belum dilakukan.
“Kondisi yang paling terasa jika sedimen berbahaya masuk ke laut dan mengotori kawasan di sana, yang paling terasa adalah lingkungan ekosistem dan bahkan menyebabkan kematian terumbu karang, padang lamun hingga hewan yang ada di sana meski tergantung banyak atau tidaknya, terutama di Pulau Gelam itu,” paparnya.
Dampak lain eksploitasi tambang terhadap kawasan konservasi adalah keseimbangan yang ada. Daya dukung lingkungan akan turun, penghasilan masyarakan terdampak karena ada sebagian masyarakat menggantungkan penghasilan mereka.
Baca Juga: Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
Dalam pola penelitian, kondisi biofisik dan biota dan perubahan lingkungan yang terjadi di Pulau Gelam akan menjadi prioritas. Kondisi awal sebelum dan sesudahnya pun harus jelas dalam laporan penelitian.
Ketika kawasan konservasi sudah ditetapkan, maka seharusnya tidak diperbolehkan ada kegiatan komersialitas yang bisa merusak ekosistem kawasan, seperti tambang yang sekarang menguasai Pulau Gelam.
Arie pun menekankan isu Pulau Gelam ini harus dikawal baik-baik karena ‘ngeri’ jika aktivitas massif tambang. Tak hanya penyu dan dugong yang akan hilang tapi seluruh ekosistem semua akan punah.
Ia tidak bisa membayangkan seperti apa kerusakan lingkungan yang bisa diakibatkan tambang di Pulau Gelam.
Sejak masuknya konsesi tambang di Pulau Gelam dua tahun lalu, keberadaan penyu dan habitatnya hampir tak ditemukan. Jika pun ditemukan, penyu-penyu ini sudah enggan bertelur di sana. Perusahaan tersebut berfokus pada tambang pasir kuarsa di zona pemanfaatan di Pulau Gelam. Ironisnya, perairan Pulau Gelam adalah zona inti kawasan konservasi Kendawangan. Artinya, satu kawasan berlabel steril dari kegiatan apapun yang merusak ekosistem, termasuk pertambangan.
“Dalam aturan kawasan inti masuk perlindungan penuh. Tak boleh ada unsur yang bisa merusak lingkungan Kawasan konservasi,” kata Ketua Yayasan Webe Ketapang, Setra Kusumardana.
Berita Terkait
-
Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam
-
Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan
-
Modus Menggangsir Penerbitan SKT Pulau Gelam
-
Indonesia Perluas Konservasi Perairan Lepas Pantai Hingga 30 Persen Termasuk di Kalbar, dari KKR Sampai Kayong Utara
-
Hilang di Area Pertambangan, Pemuda Ini Ditemukan Meninggal Dunia dengan Kondisi Sudah Tidak Bisa Dikenali
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
Terkini
-
Tangguh Hadapi Persaingan, UMKM Kuliner Binaan BRI Ekspansi ke Pasar Internasional
-
Gandeng CIC Untan, Aston Pontianak Gelar 'Fun Chem 2025', Liburan Seru dan Edukatif untuk Anak-anak
-
Kualitas Udara Pontianak Memburuk, Wali Kota Imbau Warga Kurangi Aktivitas Luar Ruangan
-
Kalbar Waspada Karhutla! BMKG Beri Peringatan Keras Hadapi Puncak Kemarau 2025
-
Bukan Saksi Ahli! Mantan Pimpinan KPK Ungkap Peran Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji