Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 25 Juni 2025 | 16:39 WIB
Ilustrasi nuklir, dampak perang nuklir bagi Indonesia (Freepik)

6. Pakistan (sekitar 170 hulu ledak)

Pakistan terus mengembangkan program nuklirnya sebagai respons terhadap peningkatan militer India.

Mereka juga memperluas kemampuan peluncuran dengan rudal jarak menengah dan peluncur bergerak.

7. India (sekitar 160–180 hulu ledak)

Sebagai rival utama Pakistan, India memiliki doktrin nuklir yang menekankan “no first use”.

Namun, program nuklir India berkembang cepat, termasuk kemampuan peluncuran dari darat, laut, dan udara.

Baca Juga: 24 Ribu Ton Uranium di Melawi, Apa Dampaknya pada Lingkungan jika Ditambang?

8. Israel (sekitar 80–90 hulu ledak)

Israel tidak secara resmi mengakui atau menyangkal memiliki senjata nuklir, tetapi komunitas internasional meyakini bahwa Israel memiliki arsenal nuklir terbatas.

Negara ini tidak menjadi anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

9. Korea Utara (sekitar 50–60 hulu ledak)

Korea Utara menjadi ancaman global karena pengembangan senjata nuklir yang agresif meski berada di bawah sanksi internasional.

Rezim Kim Jong-un terus melakukan uji coba rudal balistik, termasuk yang diklaim mampu membawa hulu ledak nuklir antarbenua.

10. Negara NATO Penampung Nuklir AS

Meski tidak memiliki senjata nuklir sendiri, beberapa negara NATO seperti Jerman, Belanda, Italia, Turki, dan Belgia menjadi lokasi penyimpanan senjata nuklir milik AS.

Baca Juga: 24 Ribu Ton Terpendam di Kalimantan, Apa Itu Uranium?

Peran mereka penting dalam strategi pertahanan kolektif NATO melalui program "nuclear sharing".

Tren Global, Dari Pengurangan ke Modernisasi

Meskipun jumlah total hulu ledak menurun dibandingkan puncak Perang Dingin, tren modernisasi justru meningkat.

Beberapa negara menambah jumlah hulu ledak aktif, memperbarui sistem peluncuran, dan mengembangkan teknologi baru seperti hipersonik dan MIRV (Multiple Independently targetable Reentry Vehicles).

Load More